Asal tahu saja, ruang pendanaan TINS lewat instrumen pinjaman memang masih terbilang lebar. Posisi debt to equity ratio (DER) TINS saat ini masih sekitar 0,3 kali. Jika ditambah dengan penerbitan obligasi, posisi DER perusahaan hanya berubah jadi 0,35 kali hingga 0,4 kali, masih di bawah batas bawah kebijakan batas maksimal DER 0,5 kali.
TINS membutuhkan dana investasi hingga Rp2,6 triliun untuk tahun ini. TINS sudah mengamankan sebagian melalui pinjaman perbankan. Alokasi anggaran tersebut seiring dengan rencana TINS yang menargetkan produksi timah 35.550 ton hingga akhir tahun nanti. Angka ini meningkat 49,45% dibanding realisasi pada tahun lalu, 23.756 ton.
Guna mencapai target tersebut, TINS perlu investasi untuk pengadaan unit Kapal Isap Produksi (KIP) baru yang dioperasikan di IUP perseroan. TINS juga perlu mendatangkan KIP Bore Hole Mining sebagai inovasi teknologi penambangan baru.
Belum lagi untuk keperluan eksplorasi, TINS perlu melakukan pengadaan jasa geofisika dan pembelian peralatan untuk meningkatkan kinerja kapal bor eksplorasi.
(Martin Bagya Kertiyasa)