NUSA DUA – Tata kelola komoditas timah di Tanah Air dinilai terus menunjukkan perbaikan. Salah satu indikatornya terlihat dari peningkatan ekspor timah dari Indonesia yang dicatat berdasarkan hasil transaksi di bursa timah Indonesia Commodity and Derivative Exchange (ICDX).
“Peningkatan akuntabilitas transaksi komoditas timah dengan menggunakan ICDX sebagai rujukan harga komoditas timah Indonesia akan meningkatkan nilai tambah pengelolaan timah nasional,” kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan di sela-sela acara Indonesia Tin Conference and Exhibition-(ITCE) 2017 di Nusa Dua, Bali.
Baca Juga: Serap Rp920 Miliar, PT Timah Ekspansi Tambah Kapal
Dia menambahkan, transaksi melalui ICDX telah menekan terjadinya ekspor timah ilegal maupun penjualan dalam negeri ilegal. Harga timah ICDX yang mencerminkan sebagai negara produsen timah bahkan telah mempengaruhi pasar timah lainnya di mancanegara. Terkadang harga timah ICDX jauh lebih menarik bagi smelter dibandingkan pasar lainnya.
Saat ini Indonesia tercatat sebagai eksportir timah batangan terbesar di dunia dengan volume sekitar 70.000 ton. Sekitar 82% dari volume ekspor tersebut memenuhi kebutuhan dari seluruh dunia. Padahal, deposit timah Indonesia hanya nomor dua setelah China.
Sementara China meski memiliki sumber daya timah yang cukup besar, mereka tidak melakukan ekspor, melainkan hanya dikonsumsi untuk kebutuhan industrinya di dalam negeri. Direktur Utama ICDX Lamon Rutten mengatakan, keberhasilan Indonesia menciptakan acuan harga timah ekspor telah diperhitungkan negara- negara pengguna timah yang notabene negara industri.
Baca Juga: Target Produksi 33.000 Ton, PT Timah Sebut Operasional Masih Jadi Tantangan