Menurut Riza belanja modal (capital expenditure/capex), sampai dengan akhir semester I-2017 sudah terserap sebesar kurang lebih Rp675 miliar. Rekondisi dan replacement menyerap porsi paling besar yaitu 47,79% atau Rp323 miliar, pembesaran kapasitas menyerap 41,28% atau Rp279 miliar dan sarana pendukung menyerap 7,63% atau sebesar Rp52 miliar.
Selain bisnis tin ingot yang dijual melalui ICDX, TINS terus memacu produksi segmen hilirnya yaitu tin chemical serta tin solder. Pada semester pertama 2017 tin chemical berhasil terjual 2.124 ton atau meningkat 149% (year-on-year), sedangkan tin solder terjual 386 ton atau meningkat 27,81%.
Untuk komoditas utama yaitu tin ingot, Riza meyakini bahwa target produksi sebesar 32 ribu hingga 35 ribu mton akan tercapai sesuai RKAP Perseroan, tentunya setelah melihat pencapaian pada semester pertama 2017.
"Dengan pengalaman dan keahlian yang dimiliki, kami menyakini PT Timah akan tumbuh menjadi perusahaan terbaik di bidangnya," ujarnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)