"Target Rp 52 miliar kita bisa capai target asal pemerintah bisa ngasih PSO untuk angkutan perkotaaan. Damri melayani angkutan perkotaan di 11 kota dan itu tidak di subsidi," jelasnya.
Baca juga: Wah, Dana Pensiun Bank Mandiri Ini Kelola Pesangon Karyawan Perum Damri
Menurut Darmadi, selama ini segmen angkutan perkotaan merugikan karena tidak adanya subsidi untuk operasional yang diberikan oleh pemerintah pusat. Padahal tarif operasional DAMRI angkutan perkotaan lebih tinggi dibandingkan tarif tiket yang diberikan kepada penumpang.
"Pada tahun 2017 ini sampai semester 1 kita diminta untuk melayani angkutan perkotaan dengan bus yang merupakan dari Kemenhub. Tetapi biaya operasional tidak diberikan sehingga berkontribusi merugi untuk segmen perkotaan. Kalau yang komersil tidak merugi, karena menjadi akumulasi satu semester sehingga dampaknya itu merugi," jelas Sarmadi.
"Karena angkutan perkotaan tarif rendah biaya operasional tinggi. Tarif rendah ditentukan Pemda biaya operasional cukup tinggi. Operasional Rp8.500 tarif Rp3.500," imbuhnya.
(Rizkie Fauzian)