"Masyarakat ingin berubah tapi cara komunikasinya yang belum pas sehingga belum terjadi. Tapi sebetulnya mereka ingin tinggal di tempat yang lebih baik tapi komunikasinya saja belum lancar tapi kita terus melaksanakan komunikasi dengan pihak-pihak yang memang menjadi bagian dari kita termasuk masyarakat untuk bisa sama-sama yuk benahi kawasan kita ini yang kumuh ini,"ujarnya, di Gedung Cipta Karya, Jakarta, Selasa (5/9/2017).
Baca juga: Wah, Urbanisasi Jadi Tantangan Selesaikan Permukiman Kumuh
Sementara itu, Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman Ditjen Cipta Karya Rina Farida menambahkan, sebenarnya pada dasarnya semua daerah ingin memperbaiki permukimannya, hanya saja dalam proses penanganannya butuh waktu dalam sosialisasi dan komunikasi.
Seperti Kota Tegal semua masyarakat sudah mulai terbuka dengan kawasan layak huni, Kota Pontianak juga demikian. Memang ada kota atau kabupaten yang belum, tapi pada dasarnya semua prinsip bisa.
"Ini kadang-kadang perlu kesabaran tidak serta merta dia diundang bisa hadir kalau kita adakan sosialisasi mungkin kita tidak bisa membatasi waktu sebulan, dua bulan atau tiga bulan karena itu tadi ada yang bisa datang kan kita tidak seperti itu,"ujarnya.