JAKARTA – Suku bunga kredit perbankan pada 2018 diproyeksikan oleh Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) dapat lebih rendah dari tahun ini.
Net Interest Margin (NIM) rata-rata perbankan masih tinggi menjadi tumpuan pertumbuhan nasional karena penurunan reverse repo akan semakin sulit pada masa mendatang. Analis dari Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Martin Panggabean memproyeksikan ekspansi kredit perbankan pada 2018 bisa lebih tinggi.
Asumsinya pada 2017 pertumbuhan kredit 12,9%, maka tahun depan ada harapan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dan suku bunga lebih rendah. Level NIM perbankan nasional 5,3% masih tinggi dibandingkan negara kawasan.
”BI sudah turunkan suku bunga acuannya 200 bps dan bank hanya merespons turun 140 bps. Jadi, masih ada ruang 60 bps. Pertumbuhan masa depan hanya akan bisa dicapai dengan penurunan suku bunga kredit bank,” ujar Martin dalam seminar Outlook 2018 oleh LPPI di Jakarta.
Dia mengatakan, kondisi persaingan perbankan saat ini membaik, tapi NIM terlalu tinggi sehingga tidak compatible dengan usaha mendorong ekonomi nasional. Secara rentabilitas dia melihat rerata tingkat efisiensi bank atau BOPO adalah 82,5%, tapi ternyata lebih dari 20% bank konvensional masih beroperasi dengan efisiensi yang rendah.