Terlebih, kondisi makroekonomi Indonesia juga dalam tren positif. ”Itu menjadikan kita cukup optimistis, secara fundamental tidak ada isu atau pelemahan,” ucap Dody.
Sementara terkait nilai tukar rupiah yang sempat mengalami pelemahan terhadap dolar AS pada beberapa hari terakhir, Dody melihat hal ini sifatnya sementara karena merupakan pengaruh dari kondisi eksternal, terutama kenaikan fed fund rate (FFR) yang sudah diantisipasi oleh pasar.
Karena dari sisi kejelasan Amerika sudah hampir mendekati pasti. Artinya, kalau kita mengacu ke FFR, maka menuju pada kenaikan satu kali lagi pada Desember, kemudian penurunan dari balance sheet fed akan terjadi di Oktober. Artinya, kalkulasi itu sudah dipastikan oleh pasar,” paparnya.
(Fakhri Rezy)