Di sisi perdagangan, rempah Indonesia masih menjadi salah satu komoditas yang telah mencatatkan surplus neraca perdagangan luar negeri sebesar USD801,1 juta di tahun 2015. Surplus tersebut meningkat signifikan dibandingkan dengan capaian tahun 2014 sebesar USD561,5 juta. Hampir semua komoditas rempah di tahun 2015 menyumbangkan surplus neraca perdagangan.
Baca juga: OKEZONE WEEK-END: Cuaca Tak Menentu, Eksport Kopi Jadi "Galau"!
Surplus rempah-rempah tersebut terus berlanjut hingga semester I 2016 mencapai USD192 juta, meskipun mengalami penurunan sebesar USD70,8 juta dibandingkan dengan capaian surplus semester I 2015. Penurunan surplus tersebut disebabkan oleh ekspor di 2016 yang melemah hingga 5,1% (YoY), sementara di sisi lain impor justru melonjak cukup signifikan sebesar 128,9% (YoY). Meskipun mengalami pelemahan ekspor selama semester I 2016,
beberapa komoditas rempah justru masih mengalami peningkatan, antara lain vanili, lada serta kunyit/temulawak
Pelemahan ekspor beberapa komoditas rempah di tahun 2016 merupakan kelanjutan dari penurunan ekspor yang terjadi di tahun 2015 untuk komoditas pala, jahe dan kayu manis yang disebabkan oleh permasalahan kualitas, seperti
yang terjadi pada beberapa kasus ekspor pala yang kemungkinan tercemar oleh aflatoxins sehingga tidak dapat masuk ke pasar Uni Eropa (Bisnis Bali, 2015).