PALEMBANG - Para calon wirausahawan muda bidang properti diharapkan bisa meningkatkan sisi pasokan di sektor properti yang saat ini tidak sebanding dengan tingginya permintaan atau demand properti.
"Dengan mendidik calon developer yang berkualitas, diharapkan tingkat kemampuan membangun dan mempertahankan bisnis properti bisa lebih unggul sehingga backlog kepemilikan perumahan yang mencapai lebih dari 11,38 juta kepala keluarga di Indonesia perlahan dapat teratasi," ujar Direktur Utama BTN Maryono, Selasa (31/10/2017).
Karena itu, BTN menggelar literasi properti di Palembang, yang diikuti ribuan mahasiswa Universitas Sriwijaya meraih rekor Museum Rekor Indonesia (Muri). Alhasil program literasi properti di 27 kampus ini berhasil memecahkan rekor MURI sebagai edukasi literasi properti dengan peserta terbanyak.
Baca Juga: Program Bedah Rumah Tahun ini Capai 4.000 Unit
"Kami percaya bahwa mahasiswa merupakan generasi penerus yang menentukan masa depan dunia properti menghadapi era digitalisasi, di tengah tantangan keterbatasan lahan dan meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia," kata dia.
Selain menggelar program literasi properti di kampus, HFC BTN juga mengembangkan bibit-bibit wirausaha properti dengan membuka program khusus, seperti program mini MBA in property bekerjasama dengan Sekolah Bisnis Manajemen Institut Teknologi Bandung dan program Master Developer Indonesia (MDI).
"Setidaknya seribu orang sudah dididik, tahun depan ditarget 1.200 calon developer muda yang siap terjun ke dunia usaha," katanya.
Maryono menambahkan bahwa HFC BTN mampu melahirkan developer baru yang bisa mendongkrak kapasitas bangun pengembang yang saat ini sekitar 250 ribu hingga 400 ribu unit per tahun. Kapasitas tersebut tidak sebanding dengan kebutuhan rumah yang mencapai 800 ribu unit per tahun.
Baca Juga: Astaga! Gara-Gara Tanah Mahal, Pontianak Kekurangan 30.000 Rumah
"Kami optimistis program ini bisa menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kesenjangan pasokan properti dan bukti dukungan Bank BTN dalam program sejuta rumah yang diinisiasi pemerintahan Joko Widodo-JK," kata Maryono.
Perkembangan sektor properti di Tanah Air tidak hanya tergantung pada perkembangan infrastruktur, kesediaan lahan, tanah, perbaikan regulasi dan kemampuan pembiayaan perbankan, melainkan juga kualitas dan kuantitas para developer.
Berdasarkan catatan Real Estate Indonesia, dalam 10 tahun terakhir jumlah pengembang hanya bertambah 515 orang.
Baca Juga: Bangun Rumah Karyawan Peruri, BTN Tawarkan Bunga 1%
Sebagai catatan, hingga triwulan III-2017, Bank BTN telah merealisasikan kredit senilai total Rp50,94 triliun untuk 466.251 unit rumah.
Kredit tersebut mengalir lewat skema subsidi ke 319.798 unit rumah dengan nilai total Rp22,2 trilun, sementara kredit untuk rumah nonsubsidi mencapai Rp28,74 triliun untuk 146.453 unit rumah.
Adapun tahun ini bank yang sebelumnya bernama Postpaarbank ini membidik target KPR untuk 666.000 unit rumah dalam rangka menyukseskan program satu juta rumah.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)