Ekonomi 2018 Bisa Tumbuh hingga 5,8%, Simak Fundamentalnya!

Koran SINDO, Jurnalis
Jum'at 03 November 2017 10:25 WIB
Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Share :

JAKARTA – Perekonomian tahun depan diyakini tumbuh lebih baik meski terdapat sejumlah tantangan.

Salah satu penopangnya adalah meningkatnya har ga komoditas dalam beberapa bulan terakhir. Sinyal perbaikan ekonomi tahun depan juga didukung oleh kon disi perekonomian dunia yang terus menunjukkan pening katan. Hal ini menjadi pijak an pemerintah yang me matok angka pertumbuhan eko nomi pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 di kisaran 5,4%, lebih tinggi dibanding target per tum buhan ekonomi pada RAPBN 2017 sebesar 5,2%.

Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengatakan, pada akhir 2017 hingga awal 2018 tandatan da perbaikan ekonomi dunia akan dilihat dari membaiknya harga-harga komoditas, seperti harga batu bara yang saat ini sudah mendekati USD100 per ton. Begitu pula dengan harga mi nyak sawit mentah (crude palm oil /CPO) yang mulai merang kak naik di atas USD600 per ton. Adapun harga minyak bu mi juga kini sudah ber tengger di kisaran USD55 per barel.

”Harga komoditas sudah beranjak naik. Dengan begitu, kita bisa lebih optimistis perekonomian Indonesia bisa lebih baik lagi,” ujar Wapres saat men jadi pem bicara kunci pada Breakfast Meeting: Prospek Ekonomi Indonesia 2018 di Jakarta kemarin. Dia melanjutkan, kenaikan harga komoditas akan me ningkat kan penerimaan pajak dari pajak pertambahan nilai (PPn) mau pun pajak penghasilan (PPh) yang akan dibayarkan pada tahun depan. ”Maka kita melihat optimisme di tahun depan walaupun dunia mempunyai banyak masalah akibat konflik di Timur Tengah, Korea, dan beberapa negara lain di dunia, tapi secara umum diharapkan lebih baik,” ungkapnya.

Optimisme juga di sam paikan Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo. Menurutnya, ekonomi Indonesia akan terus tumbuh menyusul ada nya perbaikan ekonomi dunia yang diprediksi berada di ang ka 3,6% sepanjang 2017. Hanya, ke depan ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi, yakni harus mampu menjaga pertumbuhan agar tetap kuat, tinggi, dan inklusif sehingga tidak naik turun karena fluk tuasi harga komoditas.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya