UMP Naik 8,71%, Apindo: Tidak Ada Pihak yang Puas

Ulfa Arieza, Jurnalis
Senin 06 November 2017 17:25 WIB
Haryadi Sukamdani. (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan, kenaikan upah minimum provinsi (UMP) tahun depan sebesar 8,71% tidak menguntungkan bagi dua belah pihak, baik dari sisi pengusaha maupun pekerja.

"Kita mendukung PP 78 Tahun 2015. Konsekuensi masalah upah enggak ada yang bisa dipuaskan, buruh minta lebih, pengusaha minta turun," ujar Haryadi di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (6/11/2017).

Haryadi tidak menampik bahwa kenaikan UMP pastinya akan memberatkan pengusaha, lantaran menambah beban operasional. Akan tetapi, dengan adanya formula kenaikan UMP dalam PP 78 Tahun 2015, kondisi pengupahan tenaga kerja lebih baik karena ada standarisasi dalam kenaikan upah. "Jadi orang ada pegangan, bisa ada perencanaan. Sebelumnya kan suka-suka saja, tergantung proses politik di lapangan kan," ungkapnya.

Baca Juga: Nempel Jakarta, UMP Jawa Barat Rp1,54 Juta dan Banten Rp2,09 Juta

Menurut Haryadi, sektor padat karya menjadi sektor yang paling terpukul dengan adanya kenaikan UMP. Akan tetapi, seberat apapun kenaikan yang harus ditanggung oleh perusahaan, mereka harus tunduk pada ketentuan yang berlaku. "Pilihannya bagaimana, kalau enggak (menggunakan PP 78) malah enggak karuan," katanya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya