Penurunan harga saham mulai terasa ketika memasuki November, awalnya saham masih di level Rp630 per lembar saham. Namun dalam waktu seminggu merosot hingga ke level Rp254 per lembar saham. Bahkan, pada penutupan perdagangan merosot ke level Rp192 per lembar saham.
Baca Juga: Bergerak Tak Wajar, BEI Pantau Ketat Saham Rimo International
Menurut Teddy, penurunan ini tidak serta merta menunjukkan kinerja perusahaan anjlok, karena harga saham saat ini masih di atas par value.
"Dan sekarang turun Rp202 dalam berapa bulan, kita masih punya capital gain (keuntungan transaksi saham) sekitar beberapa persen. Sekarang Rp192 kurangin par value Rp101 kita masih punya profit, kita masih belum di bawah par value, belum di bawah Rp101," pungkasnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)