JAKARTA – Emiten properti, PT Rimo Internasional Lestari Tbk (RIMO) merasakan betul dampak lesunya bisnis properti di tahun ini. Tengok saja, di kuartal pertama tahun 2019, perseroan membukukan penjualan senilai Rp72,44 miliar atau anjlok 64,91% dari Rp206,47 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Perseroan mengungkapkan, penjualan terdiri atas apartemen, sewa, makanan dan minuman (mamin), dan lain-lain masing-masing senilai Rp66,63 miliar, Rp5,05 miliar, Rp604,71 juta, dan Rp149,65 juta. Dengan adanya penurunan penjualan, maka laba yang dicatatkan turut terkontraksi. Laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada Maret 2019 senilai Rp8,83 miliar, terpangkas 84,7% dari posisi Rp57,98 miliar pada kuartal I/2018.
Baca Juga: Bergerak Tak Wajar, BEI Pantau Ketat Saham Rimo International
Adapun total aset RIMO per Maret 2019 tercatat senilai Rp6,62 triliun. Aset tersebut terdiri dari liabilitas dan ekuitas masing-masing senilai Rp603,46 miliar dan Rp5,92 triliun. Direktur Rimo International Lestari, Herman Susanto pernah bilang, luas landbank perseroan mencapai 1.570 hektare (ha). RIMO juga sudah menambah lahan di kawasan Puncak, Cianjur sehingga sekarang luasnya menjadi 145 ha.
Dirinya menuturkan, penambahan lahan tersebut untuk memenuhi proyek Tahir Puncak Golf dan resort, yang memiliki fasilitas peternakan, outbond, lapangan golf, serta kolam renang. Seluruhnya akan mendukung wisata berorientasi alam yang menjadi atraksi nilai tambah bagi vila dan resor terpadu. Adapun luas lahan perseroan paling banyak berada di Kalimantan yang tersebar di Pontianak, Balikpapan, dan Banjarmasin masing-masing 814,64 ha, 162 ha, dan 104 ha.