JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani meyakini perekonomian Indonesia di tahun politik atau 2018 tidak akan menurun. Pasalnya, Indonesia sebuah negara besar dan sudah biasa melalui masa-masa politik.
Tahun depan, 171 daerah akan melakukan pemilihan kepala daerah. Di mana ada daerah penyumbang pertumbuhan ekonomi pun ikut pemilihan seperti Jawa Barat Jawa Tengah, Jawa Timur hingga Bali.
Baca Juga: Wakil Menkeu: SDM yang Baik Akan Dorong Pertumbuhan Ekonomi
"Kita harap siklus politik jangan berpikir pesimis bahwa ekonomi terganggu. Kita lihat pertama Indonesia sudah berkali-kali lalui siklus politik, walaupun tegang tapi kondisi sekarang semakin bagus," tuturnya, dalam seminar nasional "Political Economy Outlook 2018", di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu (22/11/2017).
Hal itu, lanjut Sri Mulyani, terlihat dari institusi politik seperti partai politik yang semakin matang, penyelenggara pemilihan yang bagus, sikap politisi yang sekarang memahami siklus ekonomi, politik, dan sosial.
Baca Juga: Semua Serba Digital, BI Kaji Dampaknya terhadap Perekonomian
"Kalau dibandingkan siklus di negara lain, Indonesia sudah biasa melalui ini. Tentu dengan dukungan faktor seperti daya beli, pertumbuhan konsumsi harus 5% di 2018. Namun, politik ekonomi bukan sesuatu yang mengkhawatirkan yang harus disikapi berlebihan," tandasnya.
Sebelumnya, Kemenkeu telah menyepakati Rancangan Undang-Undang (RUU) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018. Dengan demikian saat ini fokus pemerintah saat ini agar RUU APBN 2018 bisa berjalan tanpa revisi.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil Nazara mengatakan hal ini dikarenakan tahun 2018 memasuki tahun politik maka akan semakin banyak masyarakat yang memilih untuk menahan investasi.
Baca Juga: Bahas Tahun Baru, Ini Hasil Lengkap Pertemuan Sri Mulyani-Gubernur BI dari Pagi hingga Siang Hari
"Naratif yang kami kembangkan saat ini, kami upayakan 2018 tanpa revisi APBN. Budget berjalan di tengah ekonomi enggak bisa lepas kondisi non ekonomim dan tahun depan tahun pilkada persiapan tahun pilpres," ungkap Suahasil dalam acara Asian Insights Conference 2017 di Hotel Mulia Senayan.
Seperti diketahui, asumsi makro dalam APBN 2018 untuk pertumbuhan ekonomi dipatok sebesar 5,4%, inflasi 3,5%, nilai tukar rupiah Rp13.400 per dolar Amerika Serikat (AS), dan suku bunga SPN tiga bulan 5,2%. Selain itu harga minyak mentah (ICP) USD48 per barel, lifting minyak 800 ribu barel per hari, dan lifting gas bumi 1,2 juta barel setara minyak per hari.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)