JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (KAI) berencana akan melakukan pembaharuan sebanyak 438 kereta hingga tahun depan. Pasalnya, permintaan kereta api makin meningkat.
Direktur Pengelolaan Prasarana KAI Bambang Eko Martono menjelaskan pihak KAI terlebih dulu akan melakukan survei untuk tingkat okupansi di tiap wilayah. Pembaharuan unit kereta akan disesuaikan dengan tingkat okupansi wilayah, di mana wilayah dengan okupansi tertinggi, akan menjadi prioritas KAI.
"Dari 438 itu, sebagian dari 438 untuk kereta baru atau tambahan frekuensi baru. Nanti yang paling tinggi permintaan kan baru Jakarta - Bandung. Kita sedang bikin survey untuk nominasi KAI, yang okupansi tinggi kita bakal tambah frekuensi, " ujarnya di Gedung BUrsa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, (22/11/2017).
Untuk saat ini, okupansi paling tinggi adalah rute kereta Jakarta - Bandung. Sehingga KAI akan menambahkan 4 hingga 8 kereta.
"(Jakarta-Bandung) tambah 4 kereta atau 8 kereta lagi, itu masih terseraplah karena okupansi hampir 90% setiap hari. Jadi kalau kita tambah pasti laku," jelas Bambang.
Baca Juga: Teliti, Kemenhub Bakal Rekrut Konsultan Kaji Prastudi Kereta Api Jakarta-Surabaya
Menurut Bambang, satu kereta yang dipesan dari PT Industri Kereta Api (INKA) membutuhkan investasi kurang lebih Rp5 miliar. Apabila dalam satu rangkaian kereta atau trainset ada 10 kereta, maka investasi untuk satu trainset berkisar kurang lebih Rp50miliar.