JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan mengatakan bahwa nilai investasi proyek kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) meningkat hingga Rp5 triliun menjadi Rp31 triliun. Padahal sebelumnya, nilai investasi LRT yang saat ini masih dikerjakan dianggarkan sebesar Rp26,7 triliun.
Meskipun dikatakan mengalami kenaikan anggaran, namun pihak PT Kereta Api Indonesia (Persero) masih menghitung besaran biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan proyek LRT. KAI tengah mengkaji anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk LRT.
Baca Juga: Biaya Pembangunan LRT Jabodebek Bengkak Rp5 Triliun Jadi Rp31 Triliun
Direktur Keuangan KAI Didiek Hartantyo mengatakan, hingga kini besaran capex LRT masih menjadi pembahasan pihak KAI, karena ternyata dalam perkembangannya ada usulan penambahan stasiun, lalu pergantian sistem operasi dari fix block menjadi moving block, sehingga menyebabkan penambahan porsi capex.
"Kondisi saat ini kita masih mematangkan besaran nilai capex dari pada LRT ini, masih dalam pembahasan para pemangku kepentingan," kata dia di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (22/11/2017).