JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengumpulkan sejumlah menteri Kabinet Kerja di kantornya, Gedung BPPT, Jakarta. Diagendakan hal yang akan dibahas terkait perkembangan proyek kereta ringan atau biasa disebut Light Rail Transit (LRT).
Berdasarkan agenda, Jumat (8/12/2017), menteri Kabinet Kerja yang hadir seperti Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Dijadwalkan acara berlangsung pada pukul 18.15 WIB. Namun acara yang juga dihadiri oleh Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto, Direktur Utama KAI Edi Sukmoro dan Direktur Utama SMI Emma Sri Martini.
Untuk diketahui, PT Kereta Api Indonesia (Persero), PT Adhi Karya (Persero) dan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) berencana membentuk perusahaan patungan (joint venture) yang nantinya ditugasi menjadi investor proyek kereta ringan (Light Rail Transit/LRT) Jabodebek.
Baca juga: Tak Bisa Meriahkan Asian Games, LRT Jabodebek Beroperasi Juni 2019
Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto mengatakan, rencana pembentukan joint venture (JV) besok baru akan dirapatkan dengan Menteri BUMN Rini Soemarno. Secara garis besarnya, Kereta Api Indonesia (KAI), Adhi Karya dan SMI akan patungan memberikan modal kepada JV.
"KAI Rp4 triliun, Adhi Karya P1,5 triliun, ketiga (SMI) Rp3,6 triliun. Semua modal Rp9 triliun,"tuturnya.
Heru mengatakan, kontraktor tetap dikerjakan oleh Adhi Karya. Namun dalam hal prasana, sarana hingga nantinya menjadi operator LRT diserahkan kepada JV.
Baca Juga: Siap Sebelum Asian Games, Pembangunan LRT Jakarta Sudah 80%
"Jadi nanti JV yang jadi investor, JV yang bayar, JV yang cari pinjaman. Modalnya Rp9 triliun,"tuturnya.
Meski demikian, Heru memastikan proses pengerjaan akan tepat waktu. Dengan target progres konstruksi rampung pada akhir Desember 2018.
"Kita on time, lihat saja di lapangan. Kita akhir Desember 2018 selesai, Januari 2019 comisioning tiga sampai empat bulan terus operasi,"terangnya.
(Rizkie Fauzian)