JAKARTA - Dari iklan di Facebook hingga iklan di TV, Anda terus-menerus diserbu oleh orang-orang yang mencoba menjual barang kepada Anda.
Tenaga marketing mungkin bukan ilmuwan, tapi mereka telah menguasai seni menggunakan psikologi Anda untuk melawan Anda juga. Dengan memanfaatkan kerentanan Anda terhadap gaya masa kini yang berbeda, perusahaan dapat menipu Anda untuk membeli lebih banyak barang dan membayar lebih untuk itu.
Seperti dilansir dari business insider, ada penelitian tentang beberapa strategi yang digunakan pemasar untuk memancing konsumen, sehingga Anda dapat mengetahuinya permainan mereka:
1. Cat dasar
Ini adalah salah satu trik terkenal dalam psikologi yakni mempengaruhi respons Anda terhadap hal lain. Misalnya, Anda lebih cenderung mengenali kata seperti "enak" setelah melihat gambar makanan lezat daripada setelah gambar tempat pembuangan sampah.
Dalam sebuah penelitian tahun 2002, peneliti mengukur bagaimana latar belakang halaman web mempengaruhi konsumen yang ingin membeli mobil. Ketika latar belakang berwarna hijau yang diisi dengan rincian harga, pelanggan menghabiskan lebih banyak waktu untuk membaca dengan teliti info biaya, namun bila latar belakangnya merah karena nyala api, mereka menghabiskan lebih banyak waktu untuk melihat bagian pengaman.
Baca juga: TIPS LARIS: Ini 3 Tipe Sales, Temukan yang Cocok bagi Tim Anda!
2. Efek umpan
Terkadang, perusahaan akan menyertakan opsi harga tambahan hanya untuk membuat Anda berpikir bahwa Anda mendapatkan kesepakatan.
Profesor psikologi dan ekonomi perilaku Dan Ariely melakukan studi tentang strategi pemasaran yang digunakan oleh The Economist, seperti yang dia jelaskan dalam percakapan TED. Majalah tersebut menawarkan tiga langganan: langganan online seharga USD59, langganan cetak seharga USD125, dan langganan cetak dan online seharga US125.
Ketika Ariely menawarkan 100 siswa dengan tiga pilihan, kebanyakan siswa memilih combo cetak online, karena rasanya seperti kesepakatan terbaik. Tapi saat dia mengeluarkan pilihan cetak saja, kebanyakan siswa memilih yang lebih murah dan online.
3. Ilusi kelangkaan
Orang lebih cenderung menginginkan sesuatu jika mereka tampak seperti sesuatu yang baru atau langka. Dalam sebuah studi klasik pada tahun 1975, periset menggunakan 200 orang yang identik untuk bereksperimen tentang kue di dalam toples dan tidak di dalam toples. Anehnya, orang menilai kue di toples lebih berharga.
Saat ini, perusahaan penerbangan dan perusahaan lain menggunakan prinsip kelangkaan sepanjang waktu. Bayangkan hanya beberapa tiket yang tersisa pada harga tertentu.