PURWAKARTA - Jelang akhir tahun, harga beras di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat mengalami kenaikan. Adanya kenaikan ini, membuat para pedagang resah. Sebab, banyak pelanggan yang komplain. Sehingga, terjadi penurunan penjualan.
Dayat (57), pedagang beras PD Jembar di Pasar Rebo, Purwakarta, mungkin satu di antara puluhan pedagang lain yang 'curhat' soal hal ini. Pria paruh baya ini mengaku, kenaikan harga ini telah terjadi sejak awal Desember lalu. Memang, kenaikannya belum terlalu signifikan, yakni antara Rp 200-500 per kilogramnya.
"Meski naiknya belum seberapa, kondisi ini sudah berimbas pada penurunan penjualan," ujar Dayat kepada Okezone di rukonya, Rabu (13/12/2017).
Baca juga: Bos Food Station Tjipinang Jaya Pesan 400 Kontainer Beras dari Sulawesi
Seperti saat ini, kata dia, biasanya rata-rata pelanggan membeli beras 20 kilogram, sekarang justru turun jadi 10 kilogram. Sebenarnya, Dayat tak merasa kaget dengan kenaikan beras ini. Karena, kata dia, kondisi seperti ini sudah biasa terjadi setiap pergantian tahun seperti sekarang ini.
Terkait harga beras saat ini, lanjut dia, untuk kualitas terendah harganya di kisaran Rp 10.200 per kilogram. Padahal, sebelumnya hanya Rp10 ribu per kilogram. Sedangkan beras dengan kualitas super harganya Rp11.500 dari sebelumnya Rp11 ribu per kilogram.
Menurut pengalamannya, kenaikan harga beras di akhir tahun ini akan berlangsung hingga Januari 2018 mendatang. Karena di medio Desember-Januari ini, setiap tahunnya memang kerap terjadi kenaikan harga. Tahun lalu saja, kenaikan harga beras mencapai Rp 1.000 per kilogramnya.
"Kalau tahun ini sih masih di kisaran Rp 200 sampai Rp 500 per kilogram," seloroh dia.
Baca juga: Sidak Pasar Induk Cipinang, Mentan Temukan Beras di Harga Rp7.800/Kg
Kenaikan beras ini, menurut dia lagi, dipastikan bakal memicu harga bahan pangan lainnya. Untuk itu, jika pemerintah hendak menggelar operasi pasar (OP) beras, pedagang di Pasar Rebo pasti akan menerimanya. Dengan catatan, beras yang dijual ini bukan kualitas jelek. Namun, harus setara dengan beras premium.
"Kami sangat menyambut baik, jika pemerintah akan OP beras. Asalkan jangan raskin yang dijualnya tapi beras bagus," imbuh dia.
Dihubungi terpisah, Kabid Perdagangan Dinas UKM Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Purwakarta, Wita Gusrianita membenarkan, jika saat ini sejumlah bahan pangan memang mengalami kenaikan harga. Namun, pihaknya mengklaim, kenaikannya belum signifikan. Sehingga, tak terlalu mengkhawatirkan.
"Sebenarnya, kita sering menggelar pasar murah. Termasuk kerja sama dengan Bulog," ujarnya.
Dalam pasar murah itu, warga cukup menukar uang Rp 50 ribu dengan lima kilogram beras, dua kilogram gula pasir dan satu liter minyak sayur. Beras yang dijual dalam operasi pasar murah ini, tentunya beras kualitas bagus. Bukan raskin.
Sementara itu, hari ini Tim Satuan Tugas (Satgas) Pangan Kabupaten Purwakarta menggelar operasi pasar dengan mengecek harga bahan makanan pokok di Pasar Leuwi Panjang. Dalam kegiatan ini, tim gabungan dari Dinas Koperasi, UMKM, Perdagangan Perindustrian dan Dinas Peternakan ini dikawal langsung oleh Kapolres Purwakarta AKBP Dedy Tabrani.
Lapak pedagang yang pertama kali dikunjungi, yakni pedagang daging sapi, ayam, telur, sayuran dan beras. Di lokasi itu, satgas pangan juga mengecek harga sejumlah komoditi.
"Untuk memastikan saja jika harga komoditas pangan jelang akhir tahun ini tidak memberatkan masyarakat," ujar Dedi.
(Rizkie Fauzian)