Di 2018, Sri Mulyani Waspadai Dampak Pilkada hingga Kebijakan Ekonomi Amerika

Feby Novalius, Jurnalis
Senin 18 Desember 2017 13:05 WIB
Foto: Feby/Okezone
Share :

JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) menggelar Investor Gathering 2017. Kepada para investor dijelaskan mengenai kondisi perekonomian dan hal-hal yang diwaspadai di 2018.

Dalam sambutannya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pemerintah harus meyakinkan investor bawah dalam mengelola APBN selalu jelas ke arah mana kebijakan yang dilakukan. Secara perekonomian 2017 dan 2018 terus menunjukkan perbaikan, tapi ada beberapa risiko yang perlu diwaspadai.

Dari luar, setelah dilakukan identifikasi risiko utama yang bisa mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah perekonomian China. Tidak hanya Indonesia, dunia menantikan kemampuan China dalam menstabilkan perekonomiannya, di mana hal ini sangat mempengaruhi sektor perdagangan.

Baca Juga: Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 5,3% di 2018, Begini Penjelasan World Bank

"Jadi adanya balancing yang dilakukan RRT mempengaruhi seluruh dunia," ujarnya, di Aula Kemenkeu, Jakarta, Senin (18/12/2017).

Kemudian, dunia tengah menantikan arah kebijakan ekonomi Amerika Serikat (AS) pasca digantikannya Ketua Federal Reserve Janet Yallen.

"The Fed ke depan komunikasi arah normalisasi dengan kepemimpinan baru akan ada perubahan dalam arah sendiri. Kebijakan moneter di As yang mempengaruhi," ujarnya.

Masih dengan kebijakan ekonomi AS, dunia tengah menunggu keputusan dari rencana memangkas tarif pajak penghasilan (PPh) korporasi dari 35% menjadi 15%. Di mana hal ini dilakukan untuk menumbuhkan pertumbuhan ekonomi AS.

Baca Juga: BI: Ekonomi Jakarta Butuh Penggerak Baru

"Dengan arah itu terjadi sisi fiskal dan moneter kita lihat pengaruh terhadap keseluruhan pengelolaan APBN dan pembiayaan kita," tuturnya.

Selain itu, dari daratan Eropa, sisi perekonomian memang trennya membaik. Tapi dari sisi politik tidak stabil, seperti Jerman yang selama ini paling stabil belum mampu menerbitkan pemerintahan baru pasca Pemilu.

"Karena itu mungkin dalam kelola, arah kebijakan dunia dalam hal ini, maka kita lihat AS, Eropa, dan China," tuturnya.

Sementara itu dari sisi domestik, Sri Mulyani mengatakan, hal-hal yang perlu dapat perhatian dan kita harap memberikan akselerasi momentum positif terhadap perekonomian adalah  Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di 171 daerah.

Baca Juga: Menko Darmin: 2018, Tidak Ada Ancaman di Tahun Politik

"Kita diharapkan justru beri efek positif bukan negatif. Memberikan harapan proses demokrasi terbuka dan beri dampak positif terhadap belanja. Pasti melakukan mobilisasi report bisa dapat positif nature," ujarnya.

Masih dari sisi domestik, perhelatan Asian Games Jakarta-Palembang menjadi perhatian pemerintah. Sri Mulyani mengatakan, persiapan terus dimonitor Presiden Jokowi dan menteri terkait. Menurutnya, perhelatan akbar ini menjadi stimulus perekonomian karena siklusnya terjadi usai perayaan hari raya Idul Fitri yang maju waktunya dari sebelumnya.

"Jadi di  semester II dan kuartal III, dapat dorongan belanja lebih besar dari para hadirin yang datang ke Indonesia untuk lihat Asian Games Karena ada 45 negara ikut dan diproyeksikan ada 30 ribu stakeholder datang. Ini sentimen positif untuk pertumbuhan ekonomi di kuartal III," tandansya.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya