JAKARTA - Pemenuhan kebutuhan rumah khususnya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah. Karena dalam menyediakan hunian khusus MBR, pemerintah dihadapkan berbagai tantangan baik dari sisi suplay maupun demand.
Direktur Jenderal (Dirjen) Pembiayaan Perumahaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Lana Winayanti mengatakan masih banyak masyarakat yang masih belum memiliki rumah. Tercatat sekitar 11,4 juta pada tahun 2016. Belum lagi, setiap tahunya ada pertambahan keluarga baru yang terjadi. Tercatat ada sekitar 800 ribu unit per tahunnya ada pertambahan keluarga baru.
"Masih banyak masyarakat yang belum memiliki rumah (backlog), sekitar 11,4 juta (2016), dan rata-rata sekitar 800 ribu unit per tahun pertambahan keluarga baru," ujarnya dalam acara Outlook pembiayaan Perumahan Indonesia Tahun 2018 di Hotel Ambhara, Jakarta, Rabu (20/12/2017).
Baca Juga: Rusun "Tipe Jomblo" Ga Laku, Kementerian PUPR: Tahun Ini Kita Hilangkan
Menurut Lana, masih tingginya angka backlog khususnya untuk kalangan MBR dikarenakan adanya kenaikan harga rumah yang semakin meningkat signifikan. Sehingga banyak masyarakat MBR yang kesulitan membeli rumah karena Sanga tidak seimbang dengan penghasilan.
"Dinamisnya pasar perumahan menyebabkan harga perumahan terus melonjak dan pada akhirnya menimbulkan kesenjangan pemenuham kebutuhan rumah khususnya bagi MBR," jelasnya.
Oleh karena itu, pihaknya akan terus menggenjot dalam penyediaan dan pembiayaan perumahan khususnya bagi masayarakat MBR. Khusus pembiayaan perumahan, pihaknya akan terus mendorong dengan kebijakan-kebijakan skema pembiayaan perumahaan subsidi.