Sementara SRIL, merupakan satu-satunya emiten yang menyuplai seragam tentara untuk berbagai negara, di antaranya adalah Uni Emirat Arab, Jerman dan sejumlah negara di kawasan Uni Eropa dan NATO.
Pendapatan dari tujuan ekspor Asia mendominasi sebesar 53% dan diikuti oleh Eropa sebesar 19%. Sedangkan porsi kepada AS dan Amerika Selatan sebanyak 18%.
"Adapun upah buruh di Indonesia yang masih terhitung lebih rendah dibanding negara pesaing Vietnam, China dan Thailand, membuat Indonesia dapat bersaing secara lebih kompetitif, terutama dari sisi biaya produksi," papar dia.
Baca Juga: Sambut Long Weekend, IHSG Dibuka Menguat Tipis
Nafan melanjutkan, stabilitas harga komoditas dunia, terutama batubara, membuat penjualan alat Komatsu yang merupakan produk UNTR mengalami peningkatan. Untuk tahun 2018 ditargetkan sekitar 3800 unit alat berat yang akan terjual.
Terakhir, WSKT berhasil mencatatkan kontrak baru mencapai Rp44,4 triliun, sehingga kontrak dalam pengerjaan hingga kuartal III 2017 adalah Rp131,1 triliun atau mengalami kenaikan dari tahun 2016 sebesar Rp104 triliun. Dalam rangka memperoleh dana sekitar R 4 triliun atau lebih, WSKT berencana untuk mendivestasikan 18 ruas tol di Jawa dan Sumatera dengan tiga opsi pilihan yakni dijual semuanya, kedua jual ruas yang bergandengan terutama Trans Jawa, atau menjual saham baru di Waskita Toll Road.
"Kami meyakini bahwa prospek WSKT ke depannya akan semakin positif, seiring dengan dukungan dari pemerintah dalam rangka membangun berbagai infrastruktur strategis," tutup Nafan.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)