JAKARTA – PT Inka (Persero) mengklaim menerima banyak undangan dari luar negeri untuk mengikuti tender penyediaan sarana kereta. Lantas mana saja yang menjadi target Inka untuk berjualan kereta asli Indonesia ?
Plt Direktur Utama Inka (Persero) Mohamad Nur Sodiq mengatakan, Inka sendiri punya target bisa kuasai pasar penyedia sarana kereta di Asia Tenggara pada 2020. Setelah itu baru menyasar ke negara Asia lain seperti Bangladesh, Sri Lanka, dan Filipina.
"Bangladesh itu sudah. Sri Lanka itu kami sudah mulai masuk. Kami ikut tender sebagai penawar terendah, tapi karena China kompetitor kami rasanya tidak rela kami yang menang makanya belum diumumkan. Lalu, nanti juga ke pasar Afrika. Nanti akan ada ekspor lokomotif ke Zambia," ujarnya, di Grand Hyatt, Jakarta, Rabu (27/12/2017).
Baca Juga: Inka Ekspor 6 Kereta Diesel ke Filipina
Nur mengatakan, ekspor kereta yang paling dekat akan dilakukan ke Filipina sebanyak 3 train set. Hal ini akan dilakukan di awal bulan 2018.
"Nanti kado akhir tahun akan ada penandatanganan dengan Filipina untuk kereta rel diesel. Kami akan kirim pada minggu kedua Januari 2018 kalau tidak ada halangan,"tuturnya.
Meski banyak sekali undangan ke INKA, Nur mengatakan, pihaknya akan menyesuaikan dengan kapasitas produksi INKA. Hal ini supaya bisa terlayani dengan baik.
"Jangan sampai terima semua pesanan tapi kemampuan kita enggak cukup. Tapi memang Alhamdulillah sekarang kita posisi on top. Bahkan negara Amerika Selatan sudah minta,” imbuh dia.
Untuk mendukung perluasan pasar ekspor, Inka segera merealisasikan pembangunan pabrik
keduanya di Banyuwangi dengan nilai investasi sebesar Rp600 miliar. Pembiayaan ini dialokasikan dari Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp1 triliun yang diterima perseroan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016.
Baca Juga: Bangun Double Track Bogor-Sukabumi, Menhub: Saya Minta Kesadaran Masyarakat
Nur mengatakan, progres pembebasan lahan untuk pabrik di Banyuwangi diharapkan beres tahun ini. Sehingga di 2018 kontruksi pabrik bisa segera dimulai. "Kita harapkan 2018 konstruksi. Di awal 2019 sudah siap berproduksi. Doakan mudah-mudahan segera bisa direalisasikan," tambah dia.
Dia menambahkan, untuk pabrik utama PT Inka sebenarnya tetap ada di Madiun meskipun pabrik di Banyuwangi ini jadi. Pasalnya, pabrik di Banyuwangi diperuntukkan untuk kereta alumunium dan stenless steell.
"Modal bangun anggarkan Rp600miliar berarti dari PMN Rp1 triliun, Rp600 bangun pabrik sisanya revitalisasi bangun pabrik di Madiun," tukas dia.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)