Kemenperin Fokus 5 Sasaran Bangun Industri Inklusif, Apa Saja?

Koran SINDO, Jurnalis
Senin 08 Januari 2018 11:14 WIB
Foto: Antara
Share :

JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen untuk fokus pada lima sasaran yang tengah dikejarnya dalam upaya membangun industri inklusif dan berkelanjutan.

Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan, kelima fokus sasaran yang tengah dilaksanakan adalah pengembangan pendidikan vokasi link and match, pengembangan kewilayahan industri, kesiapan roadmap Industry 4.0, kebijakan hilirisasi industri, dan penciptaan lapangan kerja baru dari sektor industri.

Baca juga: Industri Strategis Membawa Kemajuan Ekonomi Indonesia

"Pertama, kami akan terus mengembangkan pendidikan vokasi link and match hingga menghasilkan satu juta tenaga kerja terdidik pada tahun 2019. Upaya ini menjadi salah satu perhatian pemerintah pada tahun 2018 dalam menciptakan sumber daya manusia yang terampil, terutama di sektor industri," ujarnya dalam keterangan tertulis.

Airlangga mengatakan, fokus kedua adalah pengembangan kewilayahan industri guna mewujudkan Indonesia sentris. Upaya ini merupakan implementasi dari salah satu butir Nawacita, yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Ketiga, pihaknya tengah membuat roadmap Industry 4.0. Langkah ini juga untuk kesiapan dalam menghadapi era ekonomi digital yang sedang berjalan.

Baca juga: Industri Kehutanan Berkelanjutan Modal RI Bersaing di Pasar Global

"Tidak hanya industri skala besar, kami pun mengajak industri kecil dan menengah (IKM) agar ikut menangkap peluang dalam perkembangan teknologi manufaktur terkini," kata Airlangga.

Terkait penelitian dan pengembangan sistem dan teknologi Industry 4.0, Kemenperin telah menjajaki kerja sama untuk melakukan kolaborasi riset dengan Tsinghua University dari China dan Institute of Technical Education (ITE) dari Singapura.

Selain itu, Kemenperin telah mencanangkan program e-Smart IKM dalam rangka mendorong para pelaku IKM nasional agar tidak ter tinggal di era digitalisasi yang sedang di hadapi saat ini.

Baca juga: Kadin Catat Terjadi Penurunan Pertumbuhan Industri 10 Tahun Terakhir

Program ini akan memanfaat kan platform digital melalui fasilitasi kerja sama antara IKM dengan perusahaan start-up di Indonesia, khususnya yang bergerak di bidang e-commerce dan perusahaan ekspedisi. Ke-empat, Airlangga bertekad menjalankan kebijakan hilirisasi industri salah satunya di sektor logam.

"Indonesia tengah menargetkan produksi 10 juta ton baja pada tahun 2025. Di samping itu, akan menghasilkan stainless steel sebanyak empat juta ton pada 2019," ungkapnya.

Airlangga menambahkan, fokus kelima adalah penciptaan lapangan kerja baru dari sektor industri. Karena sektor manufaktur merupakan salah satu kontributor besar bagi perekonomian nasional melalui penyerapan tenaga kerja yang banyak. (lid)

(Rani Hardjanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya