Kepala Bulog Divre Jateng Djoni Nur Ashari mengatakan, OP beras dilakukan karena situasi harga beras di pasaran yang terus mengalami kenaikan harga. Pihaknya berharap melalui operasi pasar ini harga beras bisa dikendalikan agar tidak terus merangkak naik.
”Di Semarang OP di Pasar Johar kemarin harganya masih tinggi, namun di Pasar Karangayu, ada penurunan yang cukup signifikan antara Rp500-Rp800 turunnya,” ungkap Djoni di Semarang, kemarin. Dia mengakui operasi pasar telah menjangkau 35 kabupaten dan kota di Jawa Tengah. Dalam operasi pasar tersebut, pihaknya juga bekerja sama dengan pedagang di luar pasar yang dijadikan sasaran OP beras untuk mencegah ada aksi penimbunan beras. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, pihaknya sudah meminta pada Bulog agar saat cadangan beras masih cukup supaya tidak perlu menunggu dan segera melakukan operasi pasar.
Baca Juga: Virus Klowor Bikin Target Penyerapan Beras 2017 Tidak Tercapai
Meski demikian, Ganjar memastikan cadangan beras untuk Jateng masih mencukupi, bahkan telah swasembada sehingga saat masih mencukupi dia menyatakan tak perlu impor beras untuk Jateng. “Kita dorong daerah di luar Jateng yang butuh, silakan saja untuk di penuhi, namun saran saya kalau Jateng sudah swasembada beras sehingga masih cukup, enggak usah lah impor beras,” imbuhnya.
Sementara itu, Kabid Operasional Bulog Divre Jabar Sri Emilia mengatakan, Jabar memiliki ketersediaan beras yang cukup melimpah. Ketersediaan beras kualitas medium dan standar masih bisa untuk tiga hingga empat bulan ke depan. Selain itu, Bulog pun masih melakukan serapan untuk sisa panen tahun ini. Perum Bulog Divisi Regional Jawa Barat akan terus melakukan operasi pasar (OP) beras hingga tiga bulan ke depan atau Maret 2017.
(Ahmad Antoni/Masdarul KH/Lukman Hakim/Arif Budianto)
(Kurniasih Miftakhul Jannah)