DPR Pertanyakan Impor Beras ke Mendag dan Bos Bulog

Giri Hartomo, Jurnalis
Kamis 18 Januari 2018 13:15 WIB
Foto: Giri/Okezone
Share :

JAKARTA - Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan pemerintah pada hari ini. Tujuan digelarnya rapat tersebut adalah untuk mempertanyakan kebijakan pemerintah untuk mengimpor beras sebanyak 500.000 ton. 

Dari pantauan Okezone, rapat yang dimulai pada pukul 10.00 WIB itu dipimpin oleh Ketua Komisi VI DPR RI yakni Teguh Juwarno. Turut hadir dalam rapat tersebut Menteri Perdagangan Enggartisto Lukita.

Baca Juga: Indonesia Impor Beras, Bulog: Stok Beras di Tangerang Cukup

Menteri Enggar didampingi oleh Deputi Bidang Usaha Agro Kementerian Badan Usaha Miliki Negara Wahyu Kuncoro serta Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri yakni Oke Nirwan. Hadir pula Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logisitk (Perum Bulog) Djarot Kusumayakti serta Direktur Utama PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) Agus Andriyani.

Banyak pertanyaan yang ingin dipertanyakan para wakil rakyat terkait impor beras tersebut. Khususnya, alasan mengapa pemerintah akhirnya memutuskan untuk mengimpor beras.  

Baca Juga: Purwakarta Surplus Beras 20.000 Ton

Para anggota dewan komisi VI juga menanyakan mengenai stok ketersediaan beras yang dimiliki oleh pemerintah melalui Perum Bulog. Serta bagaimana penyerapan beras milik petani oleh Bulog. 

"Jadi di sini kita ingin mendengarkan penjelasan mengenai permasalahan impor beras. Agar publik tahu secara clear mengapa kebijakan ini harus ditempuh," ujar Ketua Komisi VI DPR RI yakni Teguh Juwarno dalam RDP di Ruang Rapat Komisi VI DPR-RI, Jakarta, Kamis (18/1/2018).

Baca Juga: Stok Beras di Jawa Dipastikan Aman

Selain itu para anggota Dewan juga mempertanyakan mengenai alasan dipilihnya Perum Bulog dalam proses importasi beras ini. Apalagi, dalam proses penunjukan tersebut sempat mengalami perubahan dari sebelumnya ditugaskan kepada PT PPI kemudian dipindah tugaskan kepada Perum Bulog. 

"Saya juga ini tanya, kenapa penunjukan impor ini harus diawali dengan PPI dulu ? Kemudian akhir Perum Bulog," tanya Teguh. 

Sementara itu, Teguh juga mempertanyakan stok ketersediaan beras yang ada di Perum Bulog. Di mana stok yang dimiliki Bulog ini sangat jauh dari batas aman yang ditarget oleh Pemerintah. 

"Saya ingin tanya ke Bulog kenapa ini bisa terjadi kekurangan. Bagaimana stoknya hingga akhirnya jauh dari batas aman," jelasnya.  

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya