Dia menambahkan, transmisi melalui jalur kredit juga masih belum optimal, tercermin pada pertumbuhan kredit yang masih terbatas sejalan dengan permintaan kredit yang belum tinggi dan perilaku bank yang masih selektif dalam memberikan kredit baru.
Pertumbuhan kredit November 2017 tercatat sebesar 7,5% (yoy), lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar 8,5% (yoy). Di tengah pertumbuhan kredit perbankan yang terbatas, pembiayaan ekonomi melalui pasar keuangan, seperti penerbitan saham, obligasi, dan medium term notes (MTN), terus tumbuh tinggi hingga mencapai 29,7% (yoy) pada November 2017.
Baca juga: Pengaduan Sektor Perbankan Peringkat 1, YLKI: OJK Belum Berhasil Tingkatkan Kinerja Bank
Sementara itu, pertumbuhan DPK pada November 2017 tercatat 9,8% (yoy), menurun dibandingkan bulan sebelumnya 11,0% (yoy). Dengan perkembangan tersebut, untuk keseluruhan 2017, DPK dan kredit diperkirakan tumbuh masing-masing sekitar 9,0% (yoy) dan 8,0% (yoy).
"Sejalan dengan perkiraan perbaikan ekonomi dan penerapan kebijakan makroprudensial terkait intermediasi dan pengelolaan likuiditas, serta progres program konsolidasi korporasi dan perbankan yang ditempuh, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan DPK dan kredit akan lebih baik pada 2018, masing-masing dalam kisaran 9,0%-11,0% (yoy) dan 10,0%-12,0% (yoy)," tutupnya.
(Dani Jumadil Akhir)