Dia menjelaskan karena kapasitas bandara yang kecil membuat turis mancanegara tak nyaman. Sesuai standar yang ditentukan Kementerian Perhubungan, seharusnya titik 1 penumpang berada terminal minimal 8 m2, namun di bandara ini hanya mampu 1,2 m2.
Selain itu, kapasitas landasan pacu dengan panjang 2.200 meter tak mampu menampung penerbangan internasional dengan jenis pesawat whitebody yang berkapasitas besar.
"Saya pernah survei ke travel agent banyak sekali mereka (turis mancanegara) yang ingin kesini, mereka bisanya lewat Bali. Sehingga mereka di Bali seminggu setelah itu ke Jogja hanya sehari. Pagi jalan-jalan, malam balik," jelas dia.
Baca Juga: Bebaskan Lahan Bandara Kulon Progo, AP I Sudah Gelontorkan Rp4,1 triliun
Singkatnya waktu berkunjung turis membuat okupansi hotel di Yogyakarta pun berada dibawah 50% dari potensi seharusnya.
"Sehingga hotel, kuliner ini tidak ditempati, padahal harusnya hotel okupansinya tinggi tapi ini dibawah 50%. Ini potensi yang luar biasa," tukasnya.