Perusahaan Oman Akan Pasok 80% Minyak ke Kilang Bontang

Ulfa Arieza, Jurnalis
Selasa 30 Januari 2018 19:40 WIB
Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Share :

JAKARTA - PT Pertamina (Persero) telah menetapkan mitra untuk pembangunan kilang baru atau Grass Root Refinery (GRR) Bontang, Kalimantan Timur. Mitra tersebut adalah perusahaan minyak asal Oman yakni Overseas Oil and Gas LLC (OOG).

Dalam kerjasama ini, perusahaan minyak asal Oman ini tidak sendiri, melainkan membentuk konsorsium dengan perusahaan perdagangan Cosmo Oil International Pte Ltd (COI) yang merupakan trading arm dari Cosmo Energy Group, salah satu perusahaan pengolahan minyak ternama di Jepang.

Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Ardhy N Mokobombang mengatakan, bahwa pertimbangan Pertamina antara lain OOG mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah Oman untuk pendanaan proyek dan penyediaan pasokan minyak mentah. Pertamina hanya akan memasok kebutuhan kilang Bontang sebesar 20%.

"Untuk penyediaan crude, Pertamina mendapatkan right 20% untuk men-supply crude dalam GRR ini," ujarnya di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Selasa (30/1/2018).

Artinya, perusahaan asal Oman itu akan memasok 80% kebutuhan kilang Bontang. Nantinya, minyak mentah tersebut akan diolah menjadi produk jadi gasoline dan avtur.

Nilai proyek pembangunan ini diperkirakan akan mencapai USD10 miliar atau sekitar Rp130 triliun. Rencananya, melalui kolaborasi ini, akan dibangun kilang di Bontang dengan kapasitas 300 ribu barel per hari (bph).

"Untuk supply crude, jadi memang secara majority nanti crude akan di-supply dan jadi tanggung jawab Oman, karena kita tahu Oman memiliki produksi minyak sekitar 1 juta hingga 1,2 juta barrel per hari," jelas dia.

Ardhy juga menuturkan bahwa kerjasama ini tidak memiliki batas waktu. Namun, biasanya skema yang dilakukan adalah kerjasama 30 tahun dengan peluang tambahan waktu 20 tahun berdasarkan kondisi lahan.

Untuk tahapan selanjutnya, Pertamina dan mitra terpilih akan menandatangani Frame Work Agreement yang dilanjutkan dengan Feasibility Study (FS) yang akan diselesaikan pada pertengahan 2019, dan dilanjutkan dengan penyusunan engineering package (FEED) hingga akhir 2020. Ditargetkan kilang Bontang beroperasi pada 2025.

(Fakhri Rezy)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya