DEPOK - Pemerintah mencatat dua pertiga perusahaan mengalami kesulitan mendapatkan tenaga kerja profesional. Hal tersebut salah satunya karena para insinyur memutuskan untuk menjadi politisi.
Dalam orasi ilmiah di hadapan wisudawan Universitas Indonesia, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, 70% perusahaan kesulitan mendapatkan tenaga insinyur profesional. Padahal untuk mengeluarkan Indonesia dari middle income trap dibutuhkan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.
Baca Juga: Sri Mulyani: Utang Indonesia Salah Satu yang Terendah di Dunia
"Insinyur kita selebihnya banyak politisi, padahal rasio tenaga kerjanya rendah. Saya sarankan supaya insinyur UI untuk bisa bekerja membangun bangsa," tuturnya, di Balirung UI Kampus Depok, Jawa Barat, Sabtu (3/2/2018).
Berdasarkan data Persatuan Insinyur Indonesia dalam Engineer Weekly (Februari 2016), dari sekitar 750 ribu sarjana teknik, hanya 90 ribu atau 1,2% yang berprofesi sebagai insinyur.
"Rasio ini terendah dibandingkan lima negara di ASEAN seperti Singapura 2,33%, Malaysia 11,17%, Thailand 8,33% dan Filipina 2,85%," ujarnya.
Baca Juga: Sri Mulyani: 160 Juta Rakyat Indonesia Belum Akses Internet
Dalam kesempatan tersebut, Sri Mulyani juga mengenang masa indahnya saat kuliah di Universitas Indonesia (UI). Sebagai alumni, dia menjadi tamu kehormatan untuk melakukan orasi ilmiah di hadapan para wisudawan UI.
Bagi mantan Direktur Bank Dunia ini, Universitas Indonesia memiliki arti penting untuk kehidupannya sekarang. Dia menceritakan, saat lulus tahun 1981 masih di Kampus UI Salemba bukan di Depok.