Asian Games dan Pilkada Diharapkan Topang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Koran SINDO, Jurnalis
Selasa 06 Februari 2018 14:22 WIB
(Foto: Koran SINDO)
Share :

JAKARTA – Harga komoditas yang terus menanjak diyakini akan mengundang aliran investasi. Kondisi tersebut akhirnya mendongkrak konsumsi rumah tangga sehingga kedua kontributor tersebut akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi 2018 ke 5,3%.

”Jika komoditas tetap pada level saat ini, kami memperkirakan pertumbuhan investasi akan lebih luas mendasari (pertumbuhan) tahun ini, dan akan berdampak positif pada konsumsi rumah tangga,” kata ekonom DBS Bank Gundy Cahyadi di Jakarta kemarin.

Selain itu, menurut Gundy, realisasi pembangunan infrastruktur sejak 2016 akan mulai berdampak pada perekonomian pada 2018. Pada 2017, pembangunan infrastruktur juga telah menarik investasi yang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal IV-2017 yang sebesar 5,19% (yoy). ”Kami perkirakan pertumbuhan PDB sebesar 5,3% di 2018,” ujarnya.

 Baca juga: Menko Darmin Tetap Yakin Ekonomi RI Bisa Tumbuh 5,4% di 2018

Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada 2018 mencapai 5,4% (yoy), sementara Bank Indonesia mematok rentang pertumbuhan ekonomi di 5,1%-5,5%.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan IV/2017 sebesar 5,19% secara tahunan (year on- year/yoy). Apabila dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q) mengalami kontraksi sebesar 1,7%, lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya yang merupakan efek musiman.

Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi tahun 2017 secara kumulatif tumbuh 5,07%, atau lebih baik dibanding tahun lalu yang sebesar 5,03%.

 Baca juga: Menko Darmin Tetap Yakin Ekonomi RI Bisa Tumbuh 5,4% di 2018

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, mes kipun masih di bawah target, pertumbuhan ekonomi 2017 merupakan tertinggi sejak 2014.

”Memang masih ada yang perlu diperbaiki tapi ada juga beberapa hal yang sudah bagus. Mudahmudahan ke depan semakin bagus lagi dan hasil pembangunan infra struktur bisa bergulir,” ujarnya di Jakarta kemarin.

Suhariyanto memaparkan, harga komoditas migas dan non migas di pasar internasional pada triwulan IV/2017 secara umum mengalami peningkatan baik secara (q-to-q) maupun secara (y-on-y). Momentum pertumbuhan ekonomi global juga terus menunjukkan adanya peningkatan di triwulan IV/2017.

”Harga minyak mengalami kenaikan signifikan, sedangkan untuk komoditas nonmigas yang mengalami kenaikan adalah gula, kepala sawit, dan kedelai. Sementara untuk komoditas tambang yang mengalami kenaikan adalah seng, aluminium, dan nikel. Dan, terjadi pula peningkatan daging sapi, teh, beras, dan jagung,”paparnya.

Baca juga: Morgan Stanley Nilai Ekonomi RI Tumbuh di Atas Rata-Rata pada Kuartal IV-2017

Sementara itu, ekonomi beberapa mitra dagang Indonesia masih tumbuh cukup kuat. China stagnan pada po sisi 6,8% (Q3/17) dan (Q4/17). Amerika Serikat menguat dari 2,3% (Q3/17) menjadi 2,5% (Q4/17). Jepang diprediksi (IMF) menguat dari 1,5% (Q3/17) men jadi 2% (Q4/17). Singapura me lam bat dari 5,4% (Q3/17) menjadi 3,1% (Q4/17).

”Intinya, mitra dagang Indo nesia yang utama pertumbuhan ekonominya membaik dan tentu akan menggerakkan ekspor,” lanjut Suhariyanto.

Suhariyanto melanjutkan, pertumbuhan ekonomi 2017 dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha informasi dan komunikasi sebesar 9,81%, diikut oleh jasa lainnya 8,66%, dan transportasi dan pergudangan 8,49%.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya