Selain itu lanjut Anwar dengan terintegrasinya x-ray daripada Avsec Kualanamu dengan monitor karantina ikan, sehingga bagasi-bagasi ataupun tentengan bawaan penumpang yang akan melalui Bandara Kualanamu akan mampu dideteksi juga oleh karantina yang melalui x-ray dan avsec AP II.
Selain itu juga Karantina Ikan juga berhasil mengkoneksikan dengan x-ray Bea Cukai Kualanamu, sehingga penumpang-penumpang yang datang dari luar negeri dapat dideteksi karantina ikan.
“Dengan terintegrasinya sistem ini dengan semua lini akan membuat pekerjaan ini menjadi lebih efisien. Diharapkan ini akan meningkatkan pelayanan bagi penumpang yang masuk dan keluar melalui Bandara KUalanamu,” ujar Anwar.
Gubernur Sumatra Utara Tengku Erry Nuradi, mengapresiasi terobosan yang dilakukan di Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu (BKIPM) Bandara Kualanamu. Menurut Erry, fungsi pengawasan di bandara akan semakin optimal dengan moderinasi sistem pengawasan terintegrasi yang dilakukan karantina ikan Bandara Kualanamu.
Misalnya, seperti informasi bahwa banyak baby lobster yang merupakan hasil pembenihan di Sumatra Utara, namun di ekspor ke luar negeri dan dibesarkan di luar negeri.