Sebelumnya, Goldman Sachs memperkirakan mata uang kripto alias cryptocurrency baik cepat atau lambat akan mengalami kejatuhan. Bahkan, nilai uang digital tersebut diperkirakan mencapai titik terendah di angka nol.
Kepala Peneliti investasi global Goldman Sachs Steve Strongin mengatakan, bahwa kripto-eskalasi tidak memiliki "nilai intrinsik". Menurutnya, tidak mungkin mata uang digital akan bertahan dalam jangka panjang, seperti yang terjadi pada "bubble internet di akhir tahun 1990-an".
Dengan banyak orang yang telah mengambil untung di mata uang digital tersebut, maka potensi depresiasi harus diperhitungkan. "Dan karena kurangnya nilai intrinsik, mata uang yang tidak bertahan kemungkinan besar akan diperdagangkan ke nol," jelasnya.
Penelitian Goldman muncul setelah aksi jual masif di pasar kripto-kardiak selama beberapa hari terakhir, dengan titik terendahnya terjadi pada dua hari lalu, membuat penurunan valuasi mencapai USD550 miliar. Bitcoin bahkan merosot di bawah USD6.000 untuk pertama kalinya sejak November.
Strongin menyebut, periode kripto ini sebagai percobaan dan membandingkannya dengan bubble internet pada akhir tahun 1990-an. Dia mengatakan, hanya sedikit perusahaan yang ada mampu bertahan. Meskipun Google dan Amazon bertahan, namun bentuk bisnis mereka "sangat berbeda".
(Martin Bagya Kertiyasa)