JAKARTA - Indonesia dikatakan kini tengah memasuki industri 4.0 yakni berbasis digital. Penggunaan teknologi ini pun membuat masyarakat khawatir akan adanya pergeseran dari tenaga kerja manusia menjadi tenaga mesin.
Menteri Pertanian Airlangga Hartarto mengatakan, pandangan ini tak sepenuhnya benar. Pasalnya kata dia, teknologi juga membuka lapangan pekerjaan baru yang membutuhkan banyak tenaga kerja manusia.
"Di revolusi industri 4.0 kita bicara robotisasi, digital printing, internet of everything. Masyarakat diberikan info yang kurang tepat kalau digital teknologi ini cenderung disruptif, menganggu lapangan kerja yang ada," ujar Airlangga dalam acara Seminar Ekonomi Digital di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (21/2/2018).
Dia menjelaskan, pada era revolusi industri 4.0, memang perusahaan-perusahaan akan memiliki jumlah tenaga kerja relatif lebih sedikit. Kendati demikian, kata dia, masih ada perusahaan di Indonesia memanfaatkan teknologi namun justru menciptakan banyak lapangan pekerjaan. Dia mencontohkan seperti industri e-commerce transportasi online.
"Di Indonesia kita punya kasus e-commerce yang juga mendorong teknologi digital ini untuk meningkatkan tenaga kerja, seperti model Gojek dan Grab yang malah meningkatkan tenaga kerja," ucapnya.