Ekonomi Dunia Berjalan Cepat, Bos OJK: Ini Kesempatan

Yohana Artha Uly, Jurnalis
Senin 05 Maret 2018 10:57 WIB
Foto: Ketua DK OJK Wimboh Santoso (Yohana/Okezone)
Share :

JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso meminta setiap stakeholder jasa keuangan terlibat dalam pembangungan ekonomi Indonesia. Pasalnya pemerintah tak mampu bergerak sendirian untuk mendorong perekonomian.

Hal ini disampaikan di hadapan puluhan Chief Executive Officer (CEO) dan pimpinan perusahaan-perusahaan publik nasional.

"Dengan kondisi ekonomi, kalau ekonomi bagus otomatis banyak kegiatan, OJK banyak program akan butuhkan support apapun itu konsultasi, perbankan, asuransi. Kalau pemerintah terbatas lakukan aktivitas," ujar Wimboh dalam sambutannya di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Senin (5/3/2018).

 Baca juga: Indonesia Masuk Trillion Dollar Club, Jokowi: Banyak yang Tak Sadar

Wimboh mengatakan, inflasi takkan mengganggu pertumbuhan ekonomi dalam negeri di 2018. Menurutnya dengan torehan inflasi yang terjaga yakni pada Februari berada di angka 0,17% (bulanan) dan secara tahunan (year on year) mencapai 3,18% malah menunjukkan Indonesia sudah siap untuk tumbuh bersama perekonomian dunia.

"Inflasi tidak berikan kendala untuk kerja pertumbuhan di 2018 ini," ujar dia.

Lanjut Wimboh, kesempatan di mana, pertumbuhan ekonomi dunia ini berjalan, Indonesia tak boleh melewatinya.

"Sekarang waktunya bahwa kesempatan lebih baik dimulai pada tahun ini. Karena ekonomi dunia sudah mulai jalan cepat. Bukan hanya menggeliat tapi jalan cepat," imbuh dia.

 Baca juga: Bos IMF Ingatkan Indonesia soal Ketidakpastian Ekonomi Dunia

Dia menyebutkan, Indonesia memiliki kemampuan disektor perbankan yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Dimana rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) masih dalam angka 2,86%.

"Di sektor perbankan punya modal cukup baik, NPL berada 2,86% (per Januari 2018) di bawah 3%, uang perbankan cukup besar di eksesnya di Bank Indonesia. Kredit perbankan Indonesia bisa mendukung pertumbuhan (ekonomi) 7%, karena likuiditas yang cukup," sebut dia.

Dengan potensi ini, kata dia, bagaimana para pelaku usaha bisa mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Nah sekarang kira-kira para pelaku ini bisa lari kenceng enggak? Dulu kenapa NPL menguat karena harga komoditi drop, sehingga eksportir kita pun harga pun turun 50%, itu di tahun 2015 pengusaha demam. Tapi 2018 ini harusnya mulai bangkit," pungkasnya.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya