2019 Diprediksi Jadi Tahun Kebangkitan Industri Syariah

Ulfa Arieza, Jurnalis
Kamis 08 Maret 2018 19:47 WIB
Foto: Reuters
Share :

JAKARTA - Industri syariah di Indonesia mulai bangkit mengingat banyak potensi yang masih bisa digali dari negera dengan penduduk muslim terbanyak ini. Tidak hanya di Indonesia, industri syariah mulai dikenal secara universal.

Corporate Communication & Sharia DIrector Prudential Indonesia Nini Sumohandoyo memaparkan, tren pasar syariah di negara non muslim berkembang cukup pesat. Tren syariah mulai dikenal di berbagai lini, seperti pariwisata halal, makanan halal, fashion, hingga tren kosmetik halal.

Dia memberikan contoh Jepang, yang telah mempromosikan pariwisata dan restoran halal kepada turis asing. Sejak Jepang mengenalkan pariwisata halal, jumlah turis yang berkunjung melonjak terutama dari Indonesia dan Malaysia. Produk syariah juga banyak dinikmati oleh kalangan non muslim.

Baca Juga: Jokowi: Indonesia Punya Potensi Besar Kembangkan Ekonomi Syariah

Dia menyebutkan, dari data yang dihimpun oleh Prudential, global halal travel tumbuh 12% sepanjang tahun 2017. Sementara global halal food tumbuh 6%.

"Banyak sekali negara dan pelaku bisnis yang mulai memikirkan caranya menjangkau pasar muslim," ujarnya di Jakarta, Kamis (8/3/2018).

Sementara dari sisi finansial, Nini menyebut, kemunculan asuransi syariah mulai dikenal masyarakat menyusul kemunculan bank syariah.

Mengutip data riset yang dilakukan Prudential dengan konsultan independen, sebanyak 40% responden menyatakan ingin membuka asuransi syariah.

Sementara 47% responden masih menyukai asuransi konvensional, dan sisanya 13% responden netral antara asuransi syariah dan konvensional. Survei tersebut dilakukan di 10 kota besar di Indonesia.

"Pasar Syariah di Asia Pasifik equity fund return mencapai 26,6% tahun lalu. Jadi ini, benar-benar oppurtunity besar sekali," kata dia.

Sementara itu, Praktisi Ekonomi Syariah M Syakir Sula meyakini pasar syariah mulai bangkit. Hal tersebut ditandai dengan dukungan pemerintah pada pasar syariah yang langsung diberikan oleh Presiden Joko Widodo dengan membentui Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) yang langsung diketuai oleh Presiden.

Baca Juga: Perlu Banyak Berbenah, Share Perbankan Syariah Indonesia 5,5% Malaysia Sudah Tembus 23%

Pembentukan KNKS juga diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2016 tentang Komite Nasional Keuangan Syariah.

"Support pemerintah begitu besar, baru dalam era Jokowi support agak berbeda. Dari Pak SBY sudah support tapi belum ada apa-apa. Tapi masa Pak Jokowi mulai konkrit sebagai Ketua KNKS," ujarnya.

Oleh karena itu, dia optimis pasar syariah akan berkembang ke depannya. Sebab, selama ini beberapa penyebab pertumbuhan keuangan syariah lambat adalah aspek permodalan, sumber daya manusia, serta dukungan pemerintah.

Bermodal dukungan pemerintah, pasar syariah dapat berkembang pesat, seperti yang terjadi di Malaysia.

"Tahun depan akan mulai menggeliaat karena digerakkan langsung oleh Presiden, baik dari bank, pasar modal, hingga ke mikro. Sehingga industri asuransi harus mengantisipasi untuk menabah energi dan mengantisipasi market yang lebih besar lagi," tukas dia.

(Rani Hardjanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya