Dalam acara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumbar Zirma Yusri, mengungkapkan bahwa KUMKM di sumbar yang bergerak di kerajinan (bordir dan sulaman), makanan-minuman sebagian sudah dapat mengikuti era pasar global dan digital. Diakuinya saat ini koperasi yang produksi kopi sudah mulai ada kerja sama dengan pihak luar.
"Koperasi yang memproduksi kopi ini dimotori sebagian oleh generasi muda," kata Zirma Yusri.
Sumbar terkenal dengan sumber daya alam dan budayanya yang unik dan beragam mulai dari pertanian, pariwisata, kuliner, kerajinan tenun, songket, dan bordir memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan.
Berdasarkan data statistik Sumbar Tahun 2017, jumlah UMKM Sumbar amsebanyak 501.410 unit, terdiri dari usaha mikro 423.280 unit, pelaku usaha kecil 74.410 unit, dan pelaku usaha menengah dan besar 3.720 unit.
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa perekonomian Sumbar didominasi oleh pelaku usaha mikro dan kecil.
Namun dalam perkembangannya, KUMKM masih menghadapi beberapa kendala baik dari sisi permodalan, SDM, manajemen usaha, standarisasi produk, legalitas/perizinan, penguasaan teknologi informasi serta pemasaran produk.
Oleh karena itu, perlu ada upaya pengembangan dan penguatan yang berkesinambungan terhadap pengelolaan manajemen usaha KUMKM dan peningkatan pangsa pemasaran KUMKM di Sumbar.
(Dani Jumadil Akhir)