JAKARTA - Pemerintah kembali menggenjot penggunaan bahan bakar biodiesel di Indonesia. Karena selama ini penggunaan biodiesel belum maksimal seperti di pembangkit saja.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana mengatakan, setelah memperluas penggunaan ke sektor transportasi yakni ke KAI, kali ini pihaknya akan menyasar sektor pertambangan.
"Kita juga memerlukan perluasannya, tadi saya melaporkan untuk ke sektor transportasi darat (KAI). Kita juga perluas ke sektor tambang," ungkapnya di Kemenko Perekonomian, Selasa (20/3/2018).
Rida menyebutkan untuk KAI saat ini sedang diuji cobakan dengan B5. Dengan begitu hanya menunggu hasil apakah akan terus digunakan atau tidak.
Baca Juga: Pemerintah Akan Ubah Skema Pembayaran Selisih Harga Biodiesel
"Meskipun kita saat ini lagi lakukan real test ke sana (KAI). Tapi dari pada nunggu itu 6 bulan kemudian, kenapa enggak dilakukan dulu saja mereka mampunya berapa. Kemarin mereka mesin GEMD baru bisa B5 secara manufakturnya, ya sudah kita manfaatkan dulu pakai B5," jelasnya.
Sementara itu, untuk sektor pertambangan ini baru direncanakan. Maka akan dilihat terlebih dahulu kandungan yang tepat untuk digunakan ke sektor ini. Koordinasi juga terus dilakukan dengan pihak pertambangan.
"Kita sudah koordinasi baik penambangnya maupun para penyedia alat beratnya untuk menentukan berapa sih mereka mampunya, menggunakan B berapa sambil menunggu B20 bisa dilakukan secara penuh. Itu kan alat-alat berat pakai solar kan meskipun non PSO. Itu kan lumayan besar, meskipun di-supply oleh Pertamina. Biasanya mereka pakai berapa per tahunnya. Kemarin saya tanya ke teman-teman pertambangan berapa, yang disediakan Pertamina berapa," kata dia.
Baca Juga: Pemerintah Jokowi Hemat Devisa Rp14,8 Triliun dari Insentif Biodiesel
Selain itu, untuk tahun ini juga pemerintah menambah target penggunaan biodiesel dari 2,5 juta per tahun menjadi 3,5 juta per tahun. Namun, setelah ditambah dengan pertambangan ini maka proyeksi realisasi akan mencapai 3,35 juta kilo liter per tahun. Maka untuk mencapai target maka pihaknya akan memperluas penggunaan biodiesel.
"Sekarang kita lagi kejar target 3,5 juta kilo liter tahun ini. Awalnya kan penggunanya 2,5 juta per tahun. Saat ini pegang baru 3,35 juta dengan asumsi pertambangan pakai B10, dan KAI pakai B5. Bagaimana lebih masif lagi digunakan. Karena kalau ada disparitas kan, ada B5 dan B10, kan kasihan pertamina nyediain tangkinya. Jadi nanti akan ada satu kadar BBN saja yang dipakai B berapa ke semua industri, tapi harus diterima semua dengan harga yang seolah-olah harga solar," tukasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)