Istilah lain dari metode ini adalah penyalipan informasi pribadi untuk keuntungan pihak tertentu. Modus penipuan ini biasanya ditawarkan website yang tidak terpercaya di mana korban disuruh untuk mengisi data diri secara lengkap (nama, nomor KTP, nomor rekening, dan PIN) sebelum melanjutkan metode phising.
Para pelaku yang menggunakan metode ini biasanya mereka yang sudah sangat profesional di bidang teknologi. Sebut saja para hacker. Karena itu, Anda harus lebih berhati-hati saat membuka konten di website yang tidak terpercaya.
3. Menunda Pengiriman Resi Pengiriman
Barang yang sudah dikirimkan melalui ekspedisi tertentu biasanya akan disertai dengan nomor resi yang berguna untuk melacak status pengiriman barang. Namun, penjual yang tidak reliable sering mengucapkan alasan “nomor resi baru akan dicetak esok hari oleh bagian ekspedisi, saya tidak bisa mengirimkannya”.
Padahal, sesudah barang masuk ke bagian ekspedisi, nomor resi akan langsung dicetak secara bersamaan. Kalau penjual berusaha mengelak untuk mengirimkan nomor resi, Anda sudah patut curiga karena penjual tersebut sedang berusaha menipu.
4. Menunjukkan Bukti Transfer Palsu
Pembeli yang ditipu penjual rasanya sudah biasa. Bagaimana kalau penjual yang ditipu pembeli? Kasus ini sedang marak terjadi. Para penjual biasanya ditipu lewat bukti transfer yang dilakukan pembeli sehubungan dengan barang yang dibelinya. Nahasnya, bukti transfer tersebut adalah palsu yang didapat dari hasil editan komputer, bukan langsung dari mesin ATM.