Contoh nyata dukungan tersebut terlihat melalui kinerja perseroan dalam penyaluran kredit infrastruktur yang sebesar Rp137 triliun atau 59,0% dari total komitmen yang telah diberikan hingga Maret 2018 sebesar Rp232,6 triliun.
Kredit tersebut, disalurkan kepada 7 sektor utama yakni transportasi sebesar Rp 36 triliun, tenaga listrik sebesar Rp34,5 triliun, migas & energi terbarukan sebesar Rp13,6 triliun, konstruksi sebesar Rp15,2 triliun, perumahan rakyat & fasilitas kota sebesar Rp9,2 triliun, telematika sebesar Rp8,2 triliun), Jalan tol sebesar Rp9,8 triliun, dan infrastruktur lainnya sebesar Rp10,7 triliun.
Di sisi lain, Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada tiga bulan pertama 2018 sebesar Rp3,55 triliun, sekitar 24,4% dari target Rp14,56 triliun tahun ini. Adapun 41,9% dari nilai tersebut atau Rp1,49 triliun telah disalurkan kepada sektor produktif, yakni pertanian, perkebunan dan perikanan.
Sejak pertama kali disalurkan hingga Maret 2018, Bank Mandiri telah menyalurkan KUR sebesar Rp51,88 triliun kepada 1,05 juta debitur yang tersebar di seluruh Indonesia.
Baca Juga : Marak Skimming, Bank Mandiri Patroli Seluruh ATM
Kartika mengungkapkan, Bank Mandiri berkeinginan untuk menumbuhkan bisnis perseroan secara berkesinambungan dengan memperkuat struktur pendanaan melalui peningkatan dana murah, menjaga pertumbuhan biaya operasional serta penyaluran kredit yang lebih prudent baik di segmen Wholesale dan Retail.
“Pada triwulan I 2018, pengumpulan dana murah perseroan tercatat bertambah Rp31,5 triliun, setara dengan kenaikan 6,8% yoy menjadi Rp497,18 triliun," katanya.
"Pertumbuhan itu ditopang oleh peningkatan tabungan sebesar Rp23,4 triliun menjadi Rp310,9 triliun, dan kenaikan giro sebesar Rp8,1 triliun menjadi Rp186,2 triliun. Sedangkan cost of fund juga berhasil kami turunkan menjadi 2,6% dari posisi akhir Maret tahun lalu yang mencapai 2,9%,” jelas dia.
(Rani Hardjanti)