Saingi Disney, Arab Saudi Buat Kota Hiburan

Koran SINDO, Jurnalis
Rabu 25 April 2018 18:20 WIB
Foto: Koran Sindo
Share :

RIYADHArab Saudi terus menunjukkan sebagai negara yang makin terbuka kepada dunia internasional. Hari ini Saudi meluncurkan pembangunan kota hiburan yang bertujuan menarik wisatawan dan mengubah imej menjadi negara yang semakin terbuka.

Taman hiburan ini digadang-gadangkan mampu menyaingi Walt Disney. Di kota buatan ini, nantinya akan berdiri taman-taman hiburan canggih, tempat safari, dan fasilitas olahraga motor.

Proyek skala besar itu akan terbentang seluas 207 mil persegi di Qiddiya, barat daya ibu kota Riyadh. Proyek senilai miliaran dolar ini bagian dari Visi 2030 Saudi untuk menarik investasi, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi kebergantungan pada minyak.

“Kota hiburan besar itu didanai oleh Dana Investasi Publik Arab Saudi dan menyaingi Walt Disney,” papar pejabat Saudi pada media lokal, dikutip CNBC , kemarin.

Baca Juga: Arab Saudi Raih Rp1.429 Triliun dari Tahanan Kasus Korupsi

Konstruksi proyek ini akan resmi diluncurkan Raja Salman hari ini. Diharap kan pada 2022 mendatang megaproyek ini bisa tuntas. Namun, rincian tentang inves tasi asing dan total biaya untuk proyek tersebut belum diungkapkan ke media setempat.

Pembangunan kota hiburan ini melengkapi terobosan Raja Salman yang semakin akomodatif terhadap dunia hiburan. Sebelumnya Raja Salman membolehkan warganya menonton bioskop, pameran busana, atau menikmati sejumlah fasilitas hiburan lain. Kebijakan ini juga bagian dari reformasi sosial dan ekonomi yang sedang diterapkan oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

“Kota ini akan menjadi, dengan izin Tuhan, landmark budaya terkenal dan pusat pen ting untuk memenuhi ke butuh an sosial, budaya, dan rekreasi generasi masa depan di kerajaan,” papar Pangeran Mohammed.

Visi 2030 bertujuan mening kat kan belanja domestik tahunan pada budaya dan hiburan dari saat ini total belanja rumah tangga 2,9% menjadi 6% pada 2030.

Para investor Internasional mungkin memiliki peran besar untuk terlibat. Operator taman hiburan berbasis di Amerika Serikat (AS), Six Flags, telah melakukan perundingan dengan pemerintah Saudi sejak 2017 terkait rencana membangun sejumlah taman hiburan di kerajaan itu.

Pangeran Mohammed juga telah berada di AS untuk mengunjungi PR Blitz dan bertemu sejumlah raksasa Silicon Valley serta para pemimpin perusahaan, termasuk CEO Facebook Mark Zuckerberg dan CEO Disney Bob Iger. Pangeran Mohammed dalam kunjungan ke AS itu mempromosikan berbagai proyek pemerintah Saudi untuk menarik investasi asing.

Pangeran juga menerima pujian dan kritik terkait berbagai langkah seperti mencabut larangan perempuan mengemudi di Saudi serta kam panye militer di Yaman. Berbagai proyek lain di Saudi termasuk NEOM, kota baru yang akan menjadi pusat eko nomi dan teknologi antara Mesir, Saudi, dan Yordania.

Baca Juga : Arab Saudi Fokus Bangun Kota-Kota Besar, Selamat Tinggal Gelar Raja Minyak?

NEOM mem per kirakan investasi sekitar USD500 miliar pada tahap pertama yang akan selesai pada 2025. Sebagian besar proyek di Saudi didanai sendiri, seiring meningkatnya defisit anggaran dan melemahnya harga minyak. Kondisi ini membuat beberapa pengamat mempertanyakan kelangsungan proyek tersebut.

Saat ini berbagai negara peng ekspor minyak telah mencari cara untuk mengembangkan sumber pendapatan alternatif sejak harga minyak global turun pada 2014. Pekan lalu, Saudi membuka bioskop pertama dalam 35 tahun, sebagai langkah simbolis dan mendorong perekonomian.

Kehadiran bioskopbioskop baru diharapkan dapat men dorong belanja domestik pada hiburan dan wisata, serta meningkatkan liberalisasi sosial di negara yang semula menerapkan aturan ketat tersebut. Di sisi lain, aturan tentang pemisahan gender, pakaian, dan perilaku masih membatasi berbagai upaya reformasi tersebut.

Gedung bioskop pertama Arab Saudi dibuka pada Rabu (18/4) malam dengan menayangkan film Black Panther Pem bukaan bioskop pertama itu menandai Saudi memasuki era baru kebebasan. Film Hollywood berjudul Black Panther ditayangkan untuk pertama kali, tapi be berapa adegan ciuman disensor.

Kehadiran bioskop swasta di Riyadh itu menandai momen perubahan yang terjadi di Saudi dalam beberapa dekade. Saudi sedang memulai era baru di mana perempuan akan segera diizinkan mengemudi mobil dan warga dapat pergi ke konser dan pameran busana serta menikmati popcorn sambil menonton film layar lebar.

Meski demikian, film-film yang ditayangkan di bioskopbios kop Saudi akan melalui proses sensor dari pemerintah. Adegan-adegan kekerasan dalam film itu tidak disensor, tapi adegan akhir yang ada ciumannya telah dipotong. Untuk tetap menjalankan norma pemisahan gender di Saudi, be berapa ruangan bioskop akan dikhususkannya untuk keluarga, dan lainnya hanya khusus penonton pria.

Kendati demikian, gedunggedung bioskop secara umum tidak akan memisahkan gen der dengan bagian keluarga untuk perempuan dan terkait pria, serta bagian terpisah untuk penonton pria saja, seperti yang sudah diterapkan di restoran dan kafe. Menteri Budaya dan Informasi Saudi Awwad Alawwad menjelaskan, pemerintah ingin menyeimbangkan antara nilai Islam dan pengalaman orang menonton film.

“Kami ingin memastikan film-film sesuai budaya kami dan menghormati nilai-nilai. Di sisi lain, kami ingin menyediakan orang dengan tayangan indah dan benarbenar menikmati menonton film mereka sendiri,” ujar dia. (gir)

(Rani Hardjanti)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya