JAKARTA - Bozoma Saint John bergabung dengan Uber hanya jeda sepekan setelah CEO sebelumnya, Travis Kalanick, didepak BOD Uber. Karena itu, tugas Boz, sapaan akrabnya, cukup berat, yakni mengembalikan dan memperbaiki reputasi Uber maupun kondisi moral para staf mereka. Boz datang ke Uber hanya setahun sebelum akhirnya keluar dari perusahaan pelopor layanan transportasi online tersebut.
“Saya datang tepat pada saat turbulensi, ketika perusahaan dalam keadaan kacau. Travis Kalanick, pendiri dan CEO Uber didepak sepekan setelah saya bergabung sehingga perusahaan dalam keadaan guncang,” ungkap Boz kepada CNBC.
Uber kemudian membawa masuk CEO Dara Khosrowshahi. Namun, masalahnya belum selesai karena CEO baru juga menghadapi masalah dengan BOD. Sebagai Chief Brand Executive, Boz menyebut bahwa Uber saat itu adalah perusahaan yang penuh masalah.
“Saya berusaha keras meluruskan apa yang saya anggap kurang baik. Salah satunya, tentu saja membenarkan problematik kultur internal di Uber,” ujar Boz.
Saat itu, di bawah kepemimpinan Travis Kalanick, Uber memang dihadapkan pada sejumlah skandal, terutama terkait sikap mereka terhadap driver, bahkan laporan pelecehan seksual di perusahaan.
Setelah Boz masuk, dalam beberapa bulan selanjutnya, mereka mengampanyekan iklan bahwa perusahaan akan menjadi jauh lebih baik, terutama bagi para pengemudi Uber maupun penumpang. “Di bawah kepemimpinan Dara Khosrowshahi, Uber memang menjadi lebih baik dengan tim yang juga lebih baik. Itu yang berusaha dikampanyekan. Kultur perusahaan sudah membaik, sudah berada di jalurnya,” ungkapnya.
Namun, Boz akhirnya meninggalkan Uber setelah setahun di perusahaan tersebut. Sekarang dia adalah CMO di Endeavor, perusahaan holding yang membawahi sejumlah perusahaan marketing, media, dan agensi pencari bakat.
Terhadap Uber, Boz berkomentar, “Perusahaan itu sedang berjalan untuk menjadi yang terbaik, tapi belum sampai ke sana.”
(Danang)
(Kurniasih Miftakhul Jannah)