JAKARTA - Layanan pengiriman menjadi salah satu sumber andalan baru bagi pendapatan Uber. Hal ini juga menjadi sangat penting ketika pandemi membuat bisnisnya mengalami masalah.
Pendapatan dari Eats mencapai USD1,2 miliar atau sekitar Rp17,5 triliun (mengacu kurs Rp14.600 per USD) pada kuartal kedua. Angka ini tumbuh, dua kali lipat dibandingkan per tahun sebelumnya. Sementara itu, pendapatan bisnis Uber's Rides anjlok 67% menjadi USD790 juta atau Rp11,5 triliun.
Demikian pula, pemesanan untuk Wahana menurun 73% selama periode tersebut. Sementara itu untuk makanan, mereka tumbuh 113%.
Baca Juga: Butuh Modal Bangun Startup? Ini 6 Sumber Pendanaannya
"Bisnis pengiriman kami sendiri sekarang sebesar bisnis Rides kami ketika saya bergabung dengan perusahaan pada tahun 2017. Kami pada dasarnya telah membangun Uber kedua dalam waktu kurang dari tiga tahun,” ujar CEO Dara Khosrowshahi dikutip CNN, Senin (10/9/2020).
Secara keseluruhan, Uber kehilangan USD1,8 miliar atau Rp26,3 triliun selama kuartal kedua. Hal ini juga menambah sejarah panjang kerugian yang curam.
Kontribusi kerugian hampir USD400 juta atau Rp5,8 triliun dalam biaya restrukturisasi. Perusahaan memotong sekitar 25% dari tenaga kerjanya, atau 6.700 karyawan, karena bergulat dengan tekanan dari pandemi.