JAKARTA - Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia (BI) mengidikasikan penjualan eceran pada Juni 2018 tumbuh 2,3% yoy. Kendati demikian ini lebih rendah dari pertumbuhan di bulan Mei 2018 yang sebesar 8,3% yoy.
Berdasarkan keterangan resmi BI, Rabu (11/7/2018), perlambatan penjualan eceran dinilai sejalan dengan berakhirnya faktor musiman Ramadhan 2018 yang diindikasi mencapai puncaknya pada Mei 2018.
Berdasarkan kelompok komoditas, melambatnya kinerja penjualan eceran terutama bersumber dari penurunan penjualan kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi, khususnya Elektronik (Audio/Video) sebesar -14,4% yoy. Angka ini terkontraksi lebih dalam dari -9,5% yoy pada Mei 2018.
Kontraksi penjualan juga terjadi pada sub kelompok Sandang sebesar -11,2% yoy, setelah mencatat pertumbuhan positif sebesar 16,5% yoy pada bulan sebelumnya.
Sementara itu, penjualan eceran diperkirakan kembali meningkat pada Juli 2018 dengan pertumbuhan Indeks Penjualan Riil (IPR) sebesar 3,4% yoy. Peningkatan akan dipengaruhi diantaranya oleh tingginya permintaan pada musim tahun ajaran baru, serta dampak pencairan Gaji ke-13 PNS dan pensiunan.
Penjualan eceran diperkirakan meningkat terutama pada subkelompok Sandang yang tumbuh sebesar 23,4% yoy, jauh lebih tinggi dibandingkan bulan Juni 2018 yang -11,2%, yoy.
Peningkatan penjualan juga akan terjadi pada kelompok Barang Budaya dan Rekreasi yang tumbuh 8,7% yoy, meningkat dibandingkan 3,7% yoy pada Juni 2018.
Hasil survei juga mengindikasikan penurunan tekanan harga di tingkat pedagang eceran dalam tiga bulan mendatang atau hingga September 2018. Indikasi tersebut tercermin dari penurunan Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) 3 bulan yang akan datang menjadi sebesar 135,8, dibandingkan sebelumnya yang 152,0.
Sementara, tekanan kenaikan harga diperkirakan meningkat pada Desember 2018. Terindikasi dari nilai IEH 6 bulan mendatang sebesar 170,9 lebih tinggi dari sebelumnya yang 165,8.
(feb)
(Rani Hardjanti)