China memasukkan LNG untuk pertama kalinya dalam daftar tarif yang diusulkan pada Jumat (3/8/2018) pekan lalu, hari yang sama dengan pembeli minyak mentah terbesar AS, Sinopec, menghentikan impor minyak mentah AS karena perselisihan tersebut, menurut tiga sumber yang akrab dengan situasi tersebut.
Pada Jumat, China mengumumkan tarif pembalasan atas barang-barang AS senilai USD60 miliar, dan memperingatkan langkah-langkah lebih lanjut, menandakan bahwa pihaknya tidak akan mundur dalam perang dagang yang berlarut-larut dengan Washington.
Kondisi itu bisa menimbulkan situasi tidak menguntungkan atas ambisi dominasi energi Presiden AS Donald Trump. Pemerintah AS telah berulang kali mengatakan ingin memperluas pasokan bahan bakar fosil ke sekutu globalnya, sementara Washington kembali menggulirkan peraturan domestik untuk mendorong lebih banyak produksi minyak dan gas.
"Penjajaran di sini jelas, sulit untuk menjadi kekuatan utama energi ketika salah satu konsumen energi terbesar di dunia meningkatkan hambatan untuk mengkonsumsi energi itu. Itu membuatnya sangat sulit," kata kepala riset pasar energi Michael Cohen, di Barclays.
AS adalah pengekspor bahan bakar seperti bensin dan solar, terbesar dunia, dan siap untuk menjadi salah satu eksportir LNG terbesar pada 2019. Ekspor LNG AS bernilai USD3,3 miliar pada 2017. China adalah pengimpor minyak mentah terbesar dunia.