JAKARTA - Pemerintah akan terus melanjutkan proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung, meski tengah menekan impor barang-barang pengadaan proyek.
Seperti diketahui, pemerintah tengah mengkaji proyek infrastruktur untuk kemungkinan ditunda karena terlalu banyak mengimpor barang-barang pengadaan proyek. Pasalnya, impor yang terlalu tinggi membuat defisit transaksi berjalan atau current account defisit (CAD), kian melebar.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menyatakan, kendati adanya evaluasi untuk pengurangan impor proyek moda transportasi massal ini akan terus berjalan sebab sudah mendapatkan pendanaan. Pinjaman proyek ini berasal dari China Development Bank (CDB) senilai USD6,071 miliar.
Pembayaran utang pun dilakukan dengan waktu 10 tahun grace period atau masa tengang. Artinya tak ada pembayaran utang selama 10 tahun masa tenggang.
"Dengan grace period selama 10 tahun berarti tidak ada pembayaran devisa selama 10 tahun," ujarnya dalam konferensi pers di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (16/8/2018).
Dia menyatakan, bahkan pengerjaan lima tunnel atau terowongan sedang berjalan hingga kini. "Karena yang paling berat adalah pengerjaan tunnel dan kita berjalan terus, (proyeknya)," tutup dia.
(feb)
(Rani Hardjanti)