"Ketika ekonomi pulih, impor kita meningkat dengan cepat, ada barang konsumsi, tapi sebagian besar, sekitar 90% adalah barang modal dan barang baku, hanya 10% barang konsumsi," paparnya.
Di sisi lain, kondisi Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang hanya 85% masuk ke dalam negeri membuat tekanan tinggi pada kondisi stabilitas Rupiah. Di mana valas yang ditukarkan ke Rupiah pun hanya mencapai 15% dari DHE yang masuk.
"Sehigga dalam gejolak yang terjadi selama ini dari hari ke hari permintaan Dolar AS naik, tapi ketersediaan Dolar AS kita tidak bisa mengejarnya dengan baik," jelasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)