4. Penerimaan bead an cukai naik 16,73%
Penerimaan bea dan cukai tumbuh sebesar 16,73% dengan capaian sebesar Rp108,08 triliun atau 55,68% dari target APBN 2018. Sementara realisasi pertumbuhan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) juga menunjukkan nilai yang sangat positif sebesar 24,30% yang mampu membukukan nilai realisasi sebesar Rp240,29 triliun atau 87,24% dari target APBN 2018.
Kinerja penyerapan belanja negara meningkat 8,78% yang mencapai Rp1.303,49 triliun atau 58,70% dari pagu APBN 2018. Secara rinci belanja pemerintah pusat tumbuh 15,31% dengan capaian Rp802,17 triliun atau 55,15% dari pagu APBN 2018. Sedangkan transfer ke daerah dan Dana Desa cukup stabil dengan capaian Rp501,32 triliun atau 65,43% dari pagu APBN 2018.
5. Realisasi transfer daerah masih rendah
Sri Mulyani mengakui realisasi untuk transfer ke daerah mau pun Dana Desa sedikit lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Pada Agustus 2018 realisasi transfer ke daerah sebesar Rp465,1 triliun lebih rendah Rp0,99 triliun atau sekitar negatif 0,21% bila dibandingkan realisasi transfer ke daerah pada periode yang sama pada 2017.
6. Pajak Nonmigas naik 16,4%
Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Robert Pakpahan mengatakan, dalam empat tahun terakhir pertumbuhan penerimaan pajak mencapai pertumbuhan yang sangat baik. Pada Agustus 2018 penerimaan pajak meneruskan per tumbuhan dua digit.
“PPh migas tumbuh 19,2% dengan realisasi Rp42 triliun. Pajak nonmigas tumbuh 16,4% dengan realisasi Rp757,4 triliun yang terdiri atas PPh non migas Rp437,4 triliun, pajak pertambahan nilai Rp307,6 triliun, pajak bumi dan bangunan Rp7,5 triliun, dan pajak lainnya Rp4,9 triliun,” ucapnya.
Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Askolani mengatakan, capaian realisasi PNBP mengalami pertumbuhan 24,30%, terutama disebabkan peningkatan penerimaan sumber daya alam karena masih berlanjutnya kenaikan harga komoditas minyak bumi dan batu bara periode Januari-Agustus 2018.
“Sumber utama dari minerba karena kenaikan harga batu bara membuat pendapatan nonmigas tinggi,” tuturnya.
(Oktiani Endarwati)
(Kurniasih Miftakhul Jannah)