Harga Minyak Dunia Tembus USD82/Barel, Tertinggi sejak 2014

, Jurnalis
Sabtu 29 September 2018 09:22 WIB
Ilustrasi: Foto Shutterstock
Share :

NEW YORK - Harga minyak mentah dunia naik lebih dari 1% pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), dengan jenis Brent naik ke tingkat tertinggi empat tahun.

Kenaikan harga akibat sanksi AS terhadap Teheran yang mengurangi ekspor minyak mentah Iran, sehingga memperketat pasokan sekalipun eksportir utama lainnya meningkatkan produksi.

Minyak mentah Brent untuk pengiriman November bertambah USD1,00 menjadi menetap di USD82,72 per barel di London ICE Futures Exchange. Patokan global mencapai tertinggi sesi di USD82,87 merupakan kontrak tertinggi sejak 10 November 2014.

Pada kuartal ketiga, Brent telah menguat sekitar 4%. Demikian seperti dikutip Antara, Jakarta, Sabtu (29/9/2018).

 Baca Juga: Harga Minyak Naik Dipicu Kekhawatiran Pasokan Iran

Sementara itu, minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November, naik USD1,13 menjadi ditutup pada USD73,25 per barel di New York Mercantile Exchange. WTI mencapai tertinggi sesi di USD73,73 merupakan kontrak tertinggi sejak 11 Juli.

 

Kontrak WTI telah naik sekitar 5% bulan ini tetapi turun sekitar satu persen untuk kuartal ketiga.

Putaran baru sanksi-sanksi AS terhadap Iran, produsen nomor tiga terbesar di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), dimulai pada 4 November.

"Berpotensi mengejutkan pasokan karena penurunan produksi minyak di Iran dan Venezuela akan tetap 'bullish' pada harga minyak, dan putaran kedua sanksi-sanksi AS terhadap Iran pada November akan lebih mendukung sentimen," kata analis energi senior di Interfax Energy Abhishek Kumar.

Washington meminta para pembeli minyak Iran memotong impor mereka hingga nol untuk memaksa Teheran merundingkan perjanjian nuklir baru dan untuk mengekang pengaruhnya di Timur Tengah.

 Baca Juga: Trump Desak OPEC Turunkan Harga, Akankah Minyak Mentah Terabas USD80/Barel?

Sinopec Corp China mengurangi separuh jumlah minyak mentah dari Iran bulan ini, karena pengilang milik negara itu berada di bawah tekanan kuat dari Washington, kata orang-orang yang mengetahui masalah ini.

 

Namun, India, pembeli utama lainnya, berkomitmen untuk membeli minyak dari Teheran, kata menteri luar negeri Iran.

Negara-negara OPEC lainnya telah meningkatkan produksi, tetapi persediaan global masih turun, kata para analis.

Arab Saudi diperkirakan akan menambah minyak ke pasar untuk mengimbangi penurunan produksi Iran. Dua sumber yang dekat dengan kebijakan OPEC mengatakan kepada Reuters, bahwa Arab Saudi serta produsen OPEC dan non-OPEC lainnya telah membahas kemungkinan peningkatan produksi sekitar 500.000 barel per hari (bph).

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya