Sementara itu Direktur Utama Bursa efek Indonesia (BEI) Inarno Djayadi menilai bahwa jumlah investor pasar modal, terutama ritel yang meningkat dapat meredam gejolak ekonomi global.”Dengan literasi yang meningkat maka inklusi pun akan mengikuti, investor ritel kita akan semakin maksimal, itu harapan dari kami. Kita harus bisa jadi tuan rumah di kita sendiri. Kalau ada gejolak ekonomi global bisa diredam oleh investor lokal," ucapnya.
Sebelumnya, The Indonesia Capital Market Institute (TICMI) membikin gebrakan baru dengan memanfaatkan perkembangan dunia digital dalam meningkatkan literasi keuangan masyarakat di pasar modal. Dimana TICMI meluncurkan Sekolah Pasar Modal (SPM) online.
General Manager TICMI, Muhammad Abdi Kristanto pernah bilang, calon investor kini bisa belajar secara langung tanpa harus bertatap muka. Apalagi, SPM secara tatap muka masih kerap terganjal waktu dan lokasi yang belum bisa terjangkau. "Di kantor perwakilan kami di daerah, juga ada SPM tatap muka, tapi masih terbatas," kata Kris.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)